Valora dan Gavin ibarat api dan bensin-tiap kali bertemu, selalu ada saja kekacauan yang terjadi. Valora menarik di mata Gavin, tapi Gavin justru bikin pusing di mata Valora.
Bagi Gavin, cewek seperti Valora seharusnya menjauh darinya. Dia troublemaker, biang keributan, dan tidak pernah peduli dengan omongan orang. Tapi kenapa Valora justru menantangnya tanpa rasa takut?
Valora pun tak mau ambil pusing dengan reputasi Gavin yang ditakuti orang lain. Baginya, Gavin tetap manusia biasa juga.
Dan yang dia tahu, cowok itu selalu muncul saat dia dalam masalah, meskipun sering kali dengan cara yang menyebalkan.
Semakin sering mereka bentrok, semakin sering pula mereka saling terlibat. Dari sekadar adu mulut jadi adu perasaan. Dari yang disangka musuh bebuyutan malah jadi... sesuatu yang lebih rumit.
Tapi semakin dekat mereka, semakin banyak yang tak suka. Ketika geng cewek populer mulai menyusun rencana jahat dan sahabat mulai mempertanyakan perasaan mereka.
Gavin dan Valora harus memilih: bertahan menghadapi segalanya bersama, atau melepaskan perasaan yang bahkan belum sempat mereka akui?