Aku pernah percaya bahwa kebahagiaan adalah sesuatu yang nyata, bahwa aku bisa merasakan hangatnya cinta dan ketenangan. Namun, satu kejadian mengubah segalanya. Hari itu, aku kehilangan semuanya-keluargaku, teman-temanku, group kpop yang aku sukai, bahkan kepercayaan diriku sendiri. Semua yang dulu membuatku tersenyum kini terasa seperti kenangan samar yang perlahan memudar. Yang tersisa hanya rasa sakit, kesepian, dan pertanyaan: apakah aku masih layak untuk bahagia?
Aku mencoba bertahan, tapi semakin hari, beban ini semakin berat. Aku lelah. Aku ingin menyerah. Apa gunanya bertahan jika dunia hanya memberiku luka? Aku bahkan sudah tidak yakin apakah aku bisa mempercayai siapa pun lagi. Setelah apa yang mereka lakukan padaku... setelah pengkhianatan itu... bagaimana aku bisa percaya?
Namun, di antara gelapnya duniaku, hanya ada satu cahaya kecil yang membuatku bertahan-dia. Satu-satunya orang yang tetap di sisiku, yang menggenggam tanganku ketika aku terbaring lemah di rumah sakit, yang meyakinkanku bahwa aku tidak sendirian. Dia adalah satu-satunya alasan aku masih di sini.
Tapi... sekarang dia menghilang.
Saat aku membuka mata, tempat di sampingku kosong. Tidak ada jejak kehangatan yang biasa ia tinggalkan. Aku mencari ke seluruh ruangan, berharap itu semua hanya perasaanku. Namun, semakin lama aku menatap sekeliling, semakin besar rasa takut yang menyergapku. Apakah itu semua hanya mimpi? Apakah dia benar-benar ada, atau hanya ilusi yang diciptakan pikiranku yang putus asa?
Dimana kamu?
Jangan tinggalkan aku... aku tidak bisa sendiri... tidak lagi.
"Aku mau lakuin itu sama kamu, Pak."
Cerita tentang Pita mengeksplor banyak hal baru dalam hidup ketika Airlangga menawarkan sebuah kamar di apartemen pribadinya.
Pita hanya seorang gadis 22 tahun yang masih belum menemukan arah untuk masa depannya. Hidupnya selama ini hanya berputar pada keluarganya. Namun, transisi menjadi dewasa menyadarkannya bahwa banyak hal besar yang belum pernah ia ketahui. Sampai takdir mempertemukannya dengan Airlangga, dan dengan kesadaran penuh menginginkan sesuatu yang selama ini menjadi larangan untuknya.
Airlangga hanya pria yang hampir mencapai kepala 4 di masa hidupnya. Fokusnya hanya pada pekerjaan, pekerjaan, dan pekerjaannya. Tidak pernah sekali terbesit untuk mengalihkan perhatiannya pada hal lain, apalagi seorang perempuan. Namun, semua berubah ketika secara impulsif dia menawarkan sebuah kamar untuk tempat bernaung Pita. Terlebih Pita seperti epitome dari kemurnian yang sulit untuk ditolak.
Mature and adult theme
Age gap
Office romance
Sex scene
18+ 21+