Berlatarkan adat Minangkabau sepasang kekasih menjadi terpisah, Zainun tidak bisa membawa Khadijah untuk pindah ke ibukota, dikarenakan calon istrinya merupakan "Limpapeh rumah nan gadang" artinya selamanya Khadijah akan berada dirumah adat tersebut, sebagai ahli waris dari kedua orangtuanya yang telah meninggal dunia, namun masih menjadi orang nomor satu di kampung itu.
Sedangkan Zainun yang berdasarkan adat Minangkabau, ia tidak akan memiliki warisan apapun ditanah yang menganut garis Matrilinial tersebut yaitu, menurut garis keturunan ibu yang juga nantinya akan diwariskan turun temurun pada ahli waris perempuan didalam keluarga, itulah sebabnya Zainun tidak bisa membawa Khadijah pergi yang merupakan anak satu-satunya dari keluarganya.
Sedangkan ia dan harga dirinya harus berjuang keibukota. Alhasil keduanya harus mengalah, hubungan mereka tidak bisa dilanjutkan ke jenjang berikutnya.
Beberapa tahun berikutnya, Khadijah dijodohkan dengan seorang pria terpandang dari kampung sebelah, namun keduanya tidak dikarunia anak, sehingga memilih berpisah. Sedangkan Zainun juga telah menikah dengan seorang gadis Minang lainnya yang ia temui di Ibukota.
Mereka memiliki dua anak laki-laki, namun sesaat setelah melahirkan anak bungsunya, sang istri meninggal dunia. Sekarang Zainun hanya fokus mengelola bisnis.
Bertahun-tahun ia merintis usahanya, hingga kesuksesan kekal ia dapatkan, ia menjadi orang terkaya dinegaranya, bahkan se Asia.
Tapi ia merasa bingung dengan keluarganya, bagaimana tidak? Anak pertama menikah, namun diketahui mandul, hingga melakukan bunuh diri, karena tak dapat memberikan keturunan sebagai ahli waris ayahnya.
Fatih tidak berpikir panjang, sehingga meninggalkan istrinya seorang diri dimansion mewah tersebut.
Tahun-tahun berikutnya, anak kedua Zainun memiliki dua orang putra yang sekarang juga sudah dewasa, yang pertama sudah menikah, namun istrinya mandul.
Cucu kedua namanya Fathir, si ahli waris ini dipaksa pulang dari Amerika untuk menikah.
Ningsih wanita ayu dan juga cerdas, di besarkan dengan penuh kasih sayang sebagai anak tunggal oleh kedua orang tuanya yaitu Winoto dan Sartinah dalam sebuah keluarga sederhana.
Namun nasib tidak baik mulai menerpa kehidupan Ningsih. Di mulai dari dia dan keluarganya yang harus rela kehilangan rumah mereka karena hutang bapaknya. Kemudian Ningsih harus menerima jika dirinya ternyata tidak bisa melanjutkan pendidikannya lagi karena kesulitan ekonomi yang di hadapi sejak bapaknya sakit-sakitan dan akhirnya meninggal dunia. Dan Ningsih harus menikah di usia muda dengan seorang laki-laki yang bernama Haris karena tidak tega melihat ibunya yang terus menerus membanting tulang demi bisa melunasi hutang peninggalan bapaknya. Dan bahkan setelah menjadi seorang istri pun Ningsih masih harus di hadapan kan pada kenyataan bahwa suaminya berselingkuh dengan wanita yang dia kenal.
Ningsih Pratiwi, wanita ayu dan cerdas yang pernah bercita-cita menjadi dokter itu harus selalu menguatkan diri dan hatinya dalam menjalani hidup sebagai seorang anak, istri dan juga sebagai seorang ibu.