Intan, seorang gadis yang dikenal dengan kepribadiannya yang selalu realistis dan sadar diri dalam segala situasi, sering menjadi bahan candaan teman-temannya. Tidak seperti orang lain yang mudah terbawa perasaan atau terbuai harapan kosong, Intan selalu bisa membaca keadaan dan menyesuaikan ekspektasinya.
Ketika sahabatnya, Rina, patah hati karena cinta bertepuk sebelah tangan, Intan dengan santai berkata, "Makanya, kalau dari awal udah keliatan dia nggak tertarik, ngapain ngarep?" Bukannya jahat, tapi Intan memang selalu bicara apa adanya.
Sikapnya yang selalu sadar diri ini juga terlihat dalam kehidupannya sendiri. Saat ia menyukai seseorang, ia tidak pernah berharap lebih sebelum ada tanda-tanda yang jelas. Ketika melamar pekerjaan, ia tidak muluk-muluk dan siap menerima kenyataan. Intan bukan tipe orang yang mudah "pingsan" karena kekecewaan, karena sejak awal ia sudah membentengi dirinya dengan kesadaran bahwa tidak semua hal akan berjalan sesuai keinginannya.
Namun, di balik sikapnya yang realistis, adakah saat di mana Intan benar-benar ingin berharap lebih? Apakah ia benar-benar tidak pernah terluka, atau sebenarnya ia hanya pandai menyembunyikannya?
Sebuah kisah ringan namun penuh makna tentang bagaimana cara seseorang menghadapi realitas hidup tanpa kehilangan hati dan rasa.
her mother always told her stories that every person has their own golden star. our little rays of hope that always shine. no matter how far away we always see their glow. as a little child she always believed in this until her life drastically changed.
27 year old Y/N working in a cafe and study law. always quiet and nice but what will happen if one day she meets a woman with beautiful captivating green eyes.