Kalista dan Elang-dua orang yang saling mencintai, tapi justru memilih jalan yang bertentangan. Kalista percaya bahwa kebahagiaan Elang bukanlah dirinya, sehingga dia membangun tembok tinggi, menegaskan kalau mereka tidak seharusnya bersama. Sementara itu, Elang melihat Kalista sebagai dunianya, satu-satunya hal yang membuat segalanya terasa berarti. Tapi kenapa mereka malah berkorban untuk saling menjauh? Kenapa Kalista begitu yakin kalau cinta mereka hanyalah kesalahan semesta, sementara Elang justru menganggapnya sebagai takdir yang tak bisa dihindari? Ketika dua hati yang sama-sama berjuang justru melawan arah, apakah mereka akan menemukan akhir yang mereka inginkan, atau hanya tenggelam dalam penyesalan yang tak pernah usai?All Rights Reserved
1 part