Laksamana & Senja

Bandung menjadi saksi bagi banyak kisah, termasuk kisah yang tak pernah sempat terucap sepenuhnya-kisah Laksamana Briarka dan Senandung Ghaika.

Mereka tumbuh bersama di bawah langit kota yang sama, berbagi tawa di lorong sekolah, dan saling menemukan kehangatan dalam dunia yang terasa semakin dingin. Briarka, dengan kelembutan dan keberaniannya, selalu tahu bahwa hatinya tertambat pada Ghaika. Sementara Ghaika, dengan segala kebimbangannya, mencintai Briarka dengan cara yang bahkan dirinya sendiri tak mengerti.

Namun, di masa di mana cinta mereka belum bisa diterima, dunia menjadi musuh yang kejam. Tekanan dari lingkungan, ejekan, dan ketakutan yang membelenggu membuat Ghaika mengambil keputusan yang menghancurkan segalanya-ia pergi, meninggalkan Briarka sendirian dalam medan perang yang seharusnya mereka hadapi bersama.

Briarka bertahan sekuat yang ia bisa, tetapi cinta yang dibiarkan sendiri sering kali berubah menjadi luka yang tak tersembuhkan. Dan ketika akhirnya dunia terasa terlalu berat, Briarka memilih menyerah-mengakhiri pertarungan yang sejak awal tak pernah adil baginya.

Tahun berlalu, dan Ghaika kembali ke Bandung, membawa tubuh yang semakin rapuh dan hati yang dipenuhi penyesalan. Ia mencari jejak-jejak Briarka yang masih tersisa, berharap bisa membisikkan kata-kata maaf yang seharusnya ia ucapkan sejak dulu. Namun, waktu terlalu jauh meninggalkannya. Yang tersisa hanyalah bayangan sosok yang pernah ia cintai, dan kuburan yang kini menjadi rumah terakhirnya.

Di antara kehilangan dan kesedihan, "Laksamana & Senja" adalah kisah tentang cinta yang tak sempat utuh, tentang perpisahan yang dipaksakan oleh dunia, dan tentang seseorang yang harus menanggung penyesalan sepanjang hidupnya. Ini bukan hanya cerita tentang Briarka dan Ghaika, tetapi tentang siapa pun yang pernah mencintai dalam diam-dan kehilangan sebelum sempat memperjuangkan.