Key duduk di atas batu besar, menatap nanar ke depan. Ia menaruh harapan di sana, pada batu yang bisu, berharap luka itu bisa terkubur bersama sunyi yang mengitarinya. Ia ingin pergi tanpa beban, ingin pulang tanpa membawa pedih yang sama. Malam begitu sepi. Hanya cahaya bulan yang temaram dan suara jangkrik yang mengalun pelan. Key memeluk dirinya sendiri, menahan dingin yang merayap hingga ke tulang. Sesekali ia tersendu, menengadah ke atas. Langit itu... begitu gelap, kehilangan bintangnya. Tak ada kerlip yang menemani, tak ada janji yang menyala di sana. Warna malam terasa pudar, menyatu dalam kesepian yang begitu pekat. "Hampa sekali..." gumamnya lirih. Seperti hatinya yang kehilangan arah. Langit kosong, seperti harapannya yang seakan menghilang tanpa jejak.All Rights Reserved
1 part