Story cover for KVEL : Kael & Evelyn by Mayacici1616
KVEL : Kael & Evelyn
  • WpView
    Reads 115
  • WpVote
    Votes 49
  • WpPart
    Parts 1
  • WpView
    Reads 115
  • WpVote
    Votes 49
  • WpPart
    Parts 1
Ongoing, First published Feb 20
Hujan turun deras, membasahi aspal di depan mansion itu. Evelyn berlari secepat yang dia bisa, napasnya memburu, kaki telanjangnya terasa sakit saat menginjak kerikil di jalan. Dia harus pergi. Harus keluar dari tempat itu.

Namun, baru beberapa langkah di luar gerbang, tangan kuat menariknya ke belakang. 

"Evelyn," suara itu rendah, berat.

"Aku benci kau, Kael!" teriak Evelyn, mencoba meronta.

Kael tetap diam, tak berniat melepaskannya. Hujan semakin deras, membasahi tubuh mereka.

"Kau tidak dengar aku membencimu?!" suaranya bergetar, entah karena marah atau putus asa.

Kael menghela napas, sedikit menunduk untuk menatap wajah gadis itu. Evelyn selalu keras kepala soal membencinya.

"Aku tahu," jawab Kael, tenang.

"Lalu kenapa kau tidak melepaskanku?!" teriak Evelyn lagi.

Kael menatapnya dalam-dalam, hujan menetes dari rambutnya yang basah. "Kau tahu aku tidak bisa melakukan itu, Evelyn."

Tangis Evelyn pecah. Ia mencoba menahannya, tapi dadanya terlalu sesak. Kael memeluknya erat, seolah ingin meredam semua gejolak yang ia rasakan.

"Kau kedinginan?" tanyanya pelan.

Evelyn tidak menjawab, tapi tubuhnya meringkuk dalam pelukan Kael, mencari sedikit kehangatan di tengah dinginnya hujan.

"Ayo kita masuk," bisik Kael, sebelum dengan lembut menuntunnya kembali ke dalam mansion.

_________________________________

❗ Murni karya saya dan berasal dari imajinasi diri sendiri.
❗ Alur, tempat, dan kejadian hanya fiktif.
❗ Dilarang keras mengcopy atau plagiat karya ini.
All Rights Reserved
Table of contents
Sign up to add KVEL : Kael & Evelyn to your library and receive updates
or
#35kael
Content Guidelines
You may also like
The Unexpected Stranger by Abnavv_
38 parts Complete Mature
[COMPLETED] Kematian bukan lagi perihal yang ditakutkan bagi Alexa. Justru dirinya takut untuk menjalani kehidupan. Sangat melelahkan ketika bercermin dan melihat sosok menyedihkan di pantulannya. Kaki penuh luka milik Alexa perlahan terangkat. Berniat menendang sandaran kursi yang dipijaknya. Berharap kursi itu jatuh sehingga tak ada lagi tempatnya berpijak dan hanya tersisa tenggorokan sebagai satu-satunya tumpuan yang menahan berat tubuhnya. Alexa menatap lantai dengan tatapan kosong. Meskipun air mata mengalir di pipinya yang lebam. Jari-jari Alexa mencengkeram tali yang sudah melingkar di lehernya. Rasanya baru sedetik yang lalu dia merasakan hantaman dari Ibunya dan agaknya luka di telapak tangannya kembali terbuka. Ah, kenapa sekarang terasa perih? Kenapa baru sekarang? Alexa menggerakkan satu kakinya dan menendang kursi tersebut. Tubuhnya tersentak mengikuti gravitasi. Lilitan tali yang melingkar di lehernya membuatnya tercekik. Alexa merasakan sakit yang sungguh hebat. Napasnya tertahan dan matanya memerah. Air mata kembali menetes dari matanya. Kakinya meronta dan tangannya meremas tali itu. Sampai luka yang tadinya terasa perih karena bergesekan dengan tali tersebut kini tidak lagi terasa di jari-jari dan telapak tangan miliknya. 'Tuhan, apa kau membuatku merasakan sakit untuk terakhir kalinya? Aku hanya ingin menghilangkan rasa sakit. Jangan khawatir, sebentar lagi aku akan bertemu denganmu. Jadi tolong hilangkan rasa sakitku setelah ini. Sungguh, ini sakit sekali.' The Unexpected Stranger ©2021
Stay (Away) by hazelaice
64 parts Complete
⚠️Cerita Mengandung Bawang⚠️ "Lo maunya apa sih?!" Prilly mengeluarkan seringai menggodanya. Tangannya terulur menuju kerah seragam Ali, ia menarik kerah Ali hingga tubuh Ali terhempas mendekat ke arahnya. Lantas ia berbisik dengan suara seraknya, "Lo tanya mau gue? Mau gue itu cuma hati lo." "Murahan," ujar Ali sarkastik sambil menarik tubuhnya menjauh. Prilly masih mempertahankan seringaiannya. "Gue gak bakal semurahan ini kalo lo gak jual mahal sama gue," balas Prilly berusaha memepetkan tubuhnya kepada Ali. Hal itu membuat Ali berdengus jijik, enggan luluh dengan sikap Prilly. "Cih, dasar jalang!" Prilly menatap tepat di bola mata Ali, ia memonyongkan bibirnya dan memajukan dirinya seperti ingin mencium Ali. Tetapi, hal itu tentu hanya sebuah gertakan saja. "Gue gak bakal jadi jalang, kalo lo gak nolak cinta gue!" Prilly berteriak kencang tanpa memikirkan harga dirinya lagi. "Tapi, gue udah punya pacar!" Ali berdesis sembari menatap tajam Prilly. "Putusin pacar lo, terus jadian sama gue. Gampang 'kan?" Ucapan enteng Prilly membuat emosi Ali tersulut. "Lo gak cinta sama gue tapi lo terobsesi buat milikin gue. Dan itu buat lo gila!" Prilly berdecih, "Iya. Gue gila. Dan itu semua, karena lo!" Dua tahun bukanlah waktu yang singkat bagi Prilly untuk mengejar Ali dengan cara-cara murahan, dan hasilnya ia selalu ditolak mentah-mentah oleh Ali. Ini semua berawal dari Prilly yang sering mengumbar gombalan kepada laki-laki di kelasnya dan Ali adalah salah satunya, dan itu semua berakhir pada perasaan semu yang nyata. Awalnya Ali tidak pernah menganggap serius gombalan Prilly, tetapi Prilly mulai melakukan tingkah konyol, seperti saat Prilly mengumumkan kepada seluruh teman sekelasnya bahwa mereka resmi berpacaran. Hal itu membuat Ali muak dan membenci Prilly. Oleh karena tingkah murahan Prilly, Ali tidak ingin berinteraksi selayaknya teman sekelas kepada Prilly. Seringkali Ali menyuruh Prilly menjauh, namun selalu dibantah dan Prilly memilih untuk b
You may also like
Slide 1 of 7
The Unexpected Stranger cover
TRAPPED BY ERLANG'S LOVE cover
KAELVOSS cover
Jeff || The Devil Second Lead (End) cover
HEI, BODYGUARD! (A Secret) ✔ cover
10 Things I Hate About You cover
Stay (Away) cover

The Unexpected Stranger

38 parts Complete Mature

[COMPLETED] Kematian bukan lagi perihal yang ditakutkan bagi Alexa. Justru dirinya takut untuk menjalani kehidupan. Sangat melelahkan ketika bercermin dan melihat sosok menyedihkan di pantulannya. Kaki penuh luka milik Alexa perlahan terangkat. Berniat menendang sandaran kursi yang dipijaknya. Berharap kursi itu jatuh sehingga tak ada lagi tempatnya berpijak dan hanya tersisa tenggorokan sebagai satu-satunya tumpuan yang menahan berat tubuhnya. Alexa menatap lantai dengan tatapan kosong. Meskipun air mata mengalir di pipinya yang lebam. Jari-jari Alexa mencengkeram tali yang sudah melingkar di lehernya. Rasanya baru sedetik yang lalu dia merasakan hantaman dari Ibunya dan agaknya luka di telapak tangannya kembali terbuka. Ah, kenapa sekarang terasa perih? Kenapa baru sekarang? Alexa menggerakkan satu kakinya dan menendang kursi tersebut. Tubuhnya tersentak mengikuti gravitasi. Lilitan tali yang melingkar di lehernya membuatnya tercekik. Alexa merasakan sakit yang sungguh hebat. Napasnya tertahan dan matanya memerah. Air mata kembali menetes dari matanya. Kakinya meronta dan tangannya meremas tali itu. Sampai luka yang tadinya terasa perih karena bergesekan dengan tali tersebut kini tidak lagi terasa di jari-jari dan telapak tangan miliknya. 'Tuhan, apa kau membuatku merasakan sakit untuk terakhir kalinya? Aku hanya ingin menghilangkan rasa sakit. Jangan khawatir, sebentar lagi aku akan bertemu denganmu. Jadi tolong hilangkan rasa sakitku setelah ini. Sungguh, ini sakit sekali.' The Unexpected Stranger ©2021