Puisi "Dekat Bara, Masaklah Ia" menggambarkan perbedaan antara dua jenis manusia dalam menghadapi kehidupan: mereka yang bertahan dalam kesulitan hingga menjadi kuat, dan mereka yang meraih posisi tinggi melalui kepalsuan, tetapi mudah jatuh. Melalui metafora bara api dan baja merah, puisi ini menunjukkan bahwa orang yang berani menghadapi tantangan akan menjadi lebih tangguh. Sebaliknya, mereka yang hanya mencari muka-diibaratkan sebagai lilin yang bersinar sementara-akan kehilangan segalanya ketika keadaan berubah. Puisi ini juga menekankan pentingnya menjadi cahaya sejati, bukan sekadar pantulan palsu. Pesan akhirnya adalah bahwa ketulusan, kerja keras, dan keberanian menghadapi tantangan akan membawa kekuatan sejati, sedangkan kepalsuan hanya akan berujung pada kehancuran. Suasana puisi ini tegas dan reflektif, dengan ritme yang mengalir dan citraan yang kuat, mempertegas pesan moralnya tentang ketulusan dan ketahanan dalam menghadapi kehidupan.All Rights Reserved
1 part