6 parts Ongoing MatureHaechan yang malang...
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
"Mau ke mana kamu?"
Haechan menundukkan kepala, jemarinya saling bertaut, menggenggam ujung bajunya dengan gelisah.
"e-echan ingin ke-ke sekolah, h-hyung..." jawabnya terbata-bata.
Mark melangkah masuk, menutup pintu di belakangnya dengan pelan.
"Siapa yang akan mengantarmu?" tanyanya lagi, suaranya terdengar lebih berat.
"e-echan a-akan j-jalan kaki, hyung..."
Mark tidak langsung menjawab. Ia berjalan mendekat, mengangkat dagu Haechan dengan jari telunjuknya, memaksanya menatap matanya.
"Siapa yang mengizinkanmu keluar?"
Air mata kembali bergulir di pipi Haechan. Dengan suara bergetar, ia berkata, "Hikss... e-echan m-minta i-izin Mark hyung... echan m-mau k-ke s-sekolah.. b-bisa..?"
"Bisa..." jawabnya akhirnya, suaranya terdengar santai. "Tapi kamu tahu kan, apa yang harus kamu lakukan kalau ingin mendapatkan sesuatu dariku?"
Tubuh Haechan langsung menegang. Ia menggigit bibirnya, matanya semakin berkaca-kaca.
"Hikss... T-tapi n-nanti... Hikss... echan g-gak bisa j-jalan... Hikss..." katanya dengan nada sedih dan takut.
Mark mendekatkan wajahnya, berbisik di telinga adiknya, "Aku nggak peduli."
Lalu ia menarik diri, menatap Haechan dengan senyum tipis penuh arti.
"Semuanya ada pada pilihanmu, Haechan."
Haechan mengepalkan tangannya, tubuhnya sedikit gemetar. Pilihan? Sejak kapan ia punya pilihan? Setiap jawaban yang ia berikan, pada akhirnya hanya menguntungkan Mark. Tidak ada celah untuknya melawan, tidak ada ruang untuknya bebas.
Tapi ia ingin ke sekolah. Ia ingin keluar dari tempat ini, meskipun hanya sebentar.
"Hikss... m-mark hyung... b-bisa... p-pelan saja...?"
Mark menyeringai, jemarinya mengusap pipi Haechan sebelum turun ke lehernya, lalu berhenti di bahunya.
"Tentu saja, sayang. Kalau kamu bersikap manis, aku akan mempertimbangkannya."
❗ Penuh dengan adegan dewasa🔞❗
⚠️ bxb area ⚠️