Di balik wajah cantik dan senyum menawan miliknya, Valera menyimpan luka dari seorang Ibu yang hanya mencintai ambisi. Sejak kecil, hidupnya dan sang Kakak hanyalah panggung untuk memuaskan ego sang Ibu, hingga Kakaknya memilih mati daripada terus hidup dalam tekanan. Ketika Sahabatnya sendiri dan Sahabat sang kakak tewas secara tragis, semua mata tertuju padanya. Ibunya ketakutan, media menggila, dan ia... tersenyum. Bukan karena ia bersalah, tapi karena akhirnya sang Ibu melihatnya.
Namun, hal tersebut bukanlah akhir. Justru itu adalah awal dari permainan baru, diburu oleh dua pria haus dendam: Ssaudara Kembar Sahabat sang Kakak dan Kekasih dari Sahabatnya. Di antara ancaman, teka-teki pembunuhan, dan rahasia masa lalu, hanya satu pria yang memilih mencintainya tanpa syarat dan rela menodai tangannya demi dia. Tapi dalam dunia yang dibentuk dari luka dan kebohongan, siapa yang benar-benar bisa dipercaya... termasuk dirinya sendiri?
....
"Kau bermain dengan hidup orang lain seolah mereka tokoh figuran dalam dramamu! Katakan... kenapa harus dia?"
Valera menatap pria di depannya dalam, lalu menyeringai. "Karena dia mencuri sesuatu yang tak pernah kuberikan."
....
"Mayatnya ditemukan dengan senyuman, sama seperti caramu tersenyum sekarang."
Valera terkekeh. "Menuduhku, huh? Terkadang, kebenaran tidak datang dari mulut pembunuh. Tapi dari orang yang terlalu ingin tahu dan akhirnya ikut terkubur."
....
"Hanya aku satu-satunya yang mencintai semua dosamu."
Varela tersenyum miring, suaranya nyaris berbisik. "Lalu, jangan salahkan aku... jika suatu hari nanti kau akan hancur bersamaku."
sebuah kehidupan yang menceritakan sebuah jalan cinta keras. seorang pria yang tak pernah memberikan Mate nya pergi darinya. Bahkan dirinya tega memotong kaki Mate nya, jika keadaan mengharuskannya.
No plagiat