Julia selalu tampak ceria, seperti tak ada beban di hidupnya. Dia adalah teman yang selalu siap menolong, pendengar yang baik, dan orang yang paling mendukung orang lain. Tapi di balik senyumnya, ada luka yang dia sembunyikan rapat-rapat.
Dia benci melihat bayangannya sendiri, menghindari cermin, dan menolak difoto. Bukan karena sekadar tak percaya diri, tapi karena masa lalunya yang kelam. Kematian kakaknya, yang dia anggap sebagai kesalahannya, membuatnya merasa tak layak untuk diabadikan. Bahkan orang tuanya pun membenci keberadaannya.
Juli, satu-satunya orang yang diam-diam memperhatikannya, tak ingin melihat Julia terus terjebak dalam kebenciannya terhadap diri sendiri. Dengan kameranya, dia mencoba menangkap sisi Julia yang tak pernah Julia lihat-sisi yang penuh kehidupan, ketulusan, dan keindahan yang tak pernah dia sadari.
Bisakah Juli membuat Julia melihat dirinya dari sudut pandang yang berbeda? Ataukah Julia akan terus menghilang dalam bayangannya sendiri?