Identitas diri adalah hal yang penting.
Apalagi ketika aku mempunyai banyak saudara kembar, enam saudara kembar.
Mengapa kami bertujuh dilahirkan bersamaan? Bahkan mempunyai wajah yang sama?
Tentu saja kami bertujuh tidak bisa menjawabnya, karena kami memang ditakdirkan untuk hadir di dunia seperti ini.
Menjadi kembar terkadang terasa aneh sebab identitas diri kita masih terasa asing untuk dikenal oleh banyak orang.
Saat usia kita sudah mencapai 7 tahun, Ayah memutuskan untuk melakukan sesuatu yang membuat pandangan orang-orang menjadi berbeda ketika melihat kita.
Namaku Taufan, panggil saja Taufan. Hobiku bermain skateboard, menari dan mendaki gunung, aku menyukai kegiatan yang berbau ekstrem. Warna kesukaanku biru tua. Aku selalu tersenyum sepanjang hari dari pagi sampai malam. Dari ketujuh saudara kembarku, aku adalah anak dalam urutan kedua yang hadir ke dunia. Itulah yang dikatakan oleh ayahku. Ibu sudah tiada. Dia sudah berjuang keras untuk kita bertujuh.
Tapi, pernahkah kalian berpikir jika menjadi kembar itu sebenarnya menyakitkan?
Kita bertujuh saling membutuhkan satu sama lain, ada yang terluka maka yang lain merasakan sakit juga, ada yang bahagia maka yang juga akan merasakan kebahagiaan itu.
Lalu bagaimana jika ada salah satu dari kita bertujuh menghilang keberadaannya?
Tentu saja, aku akan mengisi kekosongan tersebut.
Karena sosok dari diriku sebenarnya tidak terlalu penting.
Saudara-saudaraku lebih membutuhkan kehadirannya daripada kehadiran diriku.
Aku siap menggantikan dirinya.
Kisah tentang Seorang remaja yang terlihat lugu walau umurnya sudah memasuki masa Remaja.Sifatnya seperti anak kecil yang masih berusia 7-8 tahun.Malangnya seseorang datang di kehidupannya dan merenggut semua yang ia miliki.
"Kak,Ria Takut"
"Jangan tinggalkan Ria kak"
"Ria takut sendirian"
"Rano,Kenapa kamu ninggalin kakak?"