Story cover for EUFORIA KABUT RINDU by KH_Mala
EUFORIA KABUT RINDU
  • WpView
    Reads 3
  • WpVote
    Votes 1
  • WpPart
    Parts 1
  • WpView
    Reads 3
  • WpVote
    Votes 1
  • WpPart
    Parts 1
Ongoing, First published Mar 04
Bagaimana bisa aku masih duduk berdiam hati
Kala mendayung perahu masih lirih berdenyit
mengiba rindu yang kau bangunkan ruang untukku
betapa hancur batinku atas kabut tebal dalam ragamu
bukan seperti yang kamu inginkan bukan atas tangisku
aku tanpamu hanyalah euforia kepalsuan 
bintang hati yang menjajar dalam pilau gemintang
tak perlu lagi ku tuliskan rindu dalam aksara
elegi luka lama menjalar dalam kolerasi ikatan kekal
langit yang sama selalu haru biru dalam getaran kalbu

perihal cerita usai yang yang sudah terlepas
ada tangis meradang yang belum ikhlas 
menunggu rindu sama halnya dengan duduk dalam peraduan tanpa batas
makna ujian kali ini cukup dalam, hingga perpisahan menjadi derita
kau ajarkan tentang diksi pilu nabastala surga
hanya saja kau lupa ajarkan aku bagaimana menyembuhkan atma yang sedang berdarah-darah
karena mengenalmu lebih mudah ketimbang melupa dengan pilu airmata

entah dibelahan bumi mana aku harus menempatkan rindu yang masih menggebu
sampai akhirnya kabutnya tak kunjung menghilang
dan kamu masih tetap tanggal, menyimpan  perasaan yang tak pernah selesai.

Sidoarjo 4 Maret 2025
All Rights Reserved
Sign up to add EUFORIA KABUT RINDU to your library and receive updates
or
#135elegi
Content Guidelines
You may also like
Ayo menepi dulu, sebentar saja. by awmawindh
6 parts Ongoing
[HIATUS] Indira tidak pernah meminta untuk dilahirkan dengan tubuh yang lemah. Tapi hari-harinya kini dipenuhi detak mesin, jarum-jarum tajam, dan dinding rumah sakit yang dingin. Tubuhnya tidak pernah benar-benar sembuh, tapi pikirannya terus mencoba kuat. Karena di sisi lain, ada Ella. Seseorang yang selalu ada di sana, dengan sabar, lembut, dan tak pernah menyerah. Ella yang datang dengan susu kotak saat dunia rasanya hambar, yang menemani sesi cuci darah meski hanya bisa duduk diam sambil menggenggam ujung jaket Indira. Namun semakin hari, semakin terasa: ada batas yang tak bisa lagi mereka pura-pura tak lihat. Indira mulai menjauh, bukan karena tidak cinta, tapi karena takut cinta itu perlahan berubah jadi beban. Ia merasa tak lagi layak untuk dicintai, apalagi saat tubuhnya sendiri terkadang tak sanggup berdiri lebih lama dari lima belas menit. Sementara Ella terus bertanya; mengapa kak Indira menarik diri? Apa salah jika ia ingin tetap di samping seseorang yang ia pilih untuk ia perjuangkan? Di antara rasa sayang dan amarah yang terpendam, keduanya mulai kehilangan arah. Mereka tak pernah bertengkar, tapi diam-diam saling menyimpan luka. Sampai pada akhirnya, sebuah sore yang sunyi di stasiun kecil menjadi saksi bahwa: keduanya duduk berdampingan, tanpa banyak kata. Hanya ada satu kalimat dari Ella, pelan namun penuh makna, "Ayo menepi dulu, sebentar saja." Bukan untuk pergi, bukan untuk berakhir. Tapi untuk istirahat dari semua hal yang memaksa mereka menjadi kuat setiap waktu. Namun yang tidak mereka tahu adalah... kadang, yang kita anggap hanya sebentar bisa jadi jeda terakhir sebelum semuanya berubah. "Aku ngerasa kayak mayat hidup, El..." "Ada aku, Ada Ella... Semuanya akan baik-baik aja, kak. Trust me..." Start ; Fri, May 16, 2025 End ; - By. awmawindh |; Seraphine.daine
You may also like
Slide 1 of 9
PERLINA cover
Untuk Seseorang yang Belum Pernah Kutemui [Sudah Terbit] (New Cover) cover
Hanya Rindu Dan Trauma cover
ANGKASA cover
Tepian Semu || Lilynn✅ cover
bait-bait sajak yang lahir di pagi buta cover
Puisi 'tuk kau, Yang merindu cover
We Can't Be Friends cover
Ayo menepi dulu, sebentar saja. cover

PERLINA

67 parts Complete

Maaf, sayap rumpangku lagi-lagi patah, derai-derai air mata luluh lantak, dan karang-karang kuatku kini seringkih sutra. Tetapi, inilah caraku untuk tetap hidup dan bertahan. Sebab, andai aku gagal membuat diriku terlihat, biar aksaraku yang mengabadikanku dalam bingkai kenangan. Copyright 2019 by Aksara- Picture by rawpixel Edited by Aksara- #1 Isi (16/01/20)