Di pinggiran kota yang terhimpit kemewahan, seorang anak dari kelas pra-sejahtera tumbuh dengan banyak pengetahuan tetapi sedikit peluang. Di rumah kecilnya, di antara sempitnya ruang dan himpitan ekonomi, ia melihat bagaimana ayahnya bekerja sebagai buruh tanpa kontrak dan ibunya menjadi pembantu rumah tangga, berjuang agar keluarga mereka tetap bertahan. Kakeknya, yang telah renta, menjadi penjaga dan teman terdekatnya, membelikan jajanan kecil sebagai pelipur lara di tengah keterbatasan. Sementara mal-mal megah dan kafe-kafe mewah berdiri tak jauh dari rumahnya, ketimpangan sosial seakan menjadi dinding tak kasat mata yang memisahkan mimpinya dari kenyataan.All Rights Reserved
1 part