Story cover for Bintang Yang Kupeluk Di Jeda, Rembulan yang Kusematkan Rasa by denting_suararasa
Bintang Yang Kupeluk Di Jeda, Rembulan yang Kusematkan Rasa
  • WpView
    Reads 216
  • WpVote
    Votes 96
  • WpPart
    Parts 7
  • WpView
    Reads 216
  • WpVote
    Votes 96
  • WpPart
    Parts 7
Ongoing, First published Mar 07
Bintang yang kupeluk di jeda,
Rembulan yang kusematkan rasa.

"Kuuntaikan rinduku di langit yang sama,
Namun waktu menumbuhkan semainya -
Bukan di tanganku,
Bukan di hatiku,
Tapi di tempat yang tak pernah kurencanakan" - Rara Kirana Ayuwarsa

Ada rasa yang tumbuh diam-diam, di sudut pandang yang tak pernah benar-benar bertemu. Tentang Rara Kirana Ayuwarsa, yang matanya selalu mengikuti satu sosok - Aksara Bintangga, seseorang yang kehadirannya terasa dekat tapi tak pernah tersentuh.

Di sela semua itu, ada Ravindra Arunika, nama yang pernah jadi pusat semestanya. Tapi waktu perlahan mengubah arah debar di dada Rara, membawa hatinya melangkah ke arah yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya.

Ini bukan tentang cinta yang meledak-ledak, bukan juga tentang cerita yang selalu berakhir dengan bahagia. Ini tentang rasa yang dipeluk sendiri, tentang belajar menerima bahwa tidak semua debar harus diucapkan.
All Rights Reserved
Sign up to add Bintang Yang Kupeluk Di Jeda, Rembulan yang Kusematkan Rasa to your library and receive updates
or
#353teenromance
Content Guidelines
You may also like
JAM 3 SORE by KOKOTA_
54 parts Ongoing
JANGAN LUPA FOLLOW DAN VOTE SETELAH MEMBACA‼️ 🌥️🌥️🌥️ Jam tiga sore. Hujan turun pelan-pelan. Langit kelabu, suara kelas yang riuh, dan satu orang yang selalu duduk di belakangnya. Berisik, nyeleneh, dan nyebelin. Tapi entah kenapa Naya tak pernah terganggu sedikit pun. Naya tidak tahu kapan tepatnya Aksa mulai masuk ke pikirannya. Mungkin sejak kertas origami berbentuk kodok itu muncul atau tulisan miring Aksa yang berkata "Ini nggak bisa menggonggong, tapi bisa lompat ke hatimu." Awalnya dia mengira Aksa hanya cowok absurd yang suka gambar bebek pakai helm di dinding toilet sekolah. Tapi lama-lama... langkah kakinya jadi yang paling ia kenali. Diam-diam jadi yang paling ia tunggu. Mereka bukan kisah cinta yang gegap gempita. Tidak ada janji manis. Tidak ada gombal yang bikin meleleh, hanya obrolan aneh yang bisa membuat rindu terus bertahan. Membuat perasaan tumbuh seperti hujan-pelan, tapi pasti meresap. Kisah mereka cuma tentang momen-momen kecil yang ternyata besar. Tentang sosok yang nggak sempurna, tapi justru bikin dunia seseorang terasa lebih hidup. Tentang pertemuan yang tak disengaja, kenangan yang tak bisa hilang, dan jarak yang kadang hadir bukan karena ruang, tapi karena waktu dan keberanian yang tertunda. *********** Selamat menelusuri jejak rasa yang tak pernah benar-benar pergi. Selamat membaca-semoga kamu temukan dirimu di sela-sela kisah ini. Jangan lupa tinggalkan jejakmu-vote, komen, dan bagikan kisah ini agar rindu tak hanya menjadi milik kita ❤️ NOTE : DILARANG PLAGIAT‼️
You may also like
Slide 1 of 9
Shadow That Fades cover
Menyimpan Rasa (END) cover
ALTAR RASA | END ✓ | cover
Secret Admirer : Untukmu Yang Tak Tahu cover
JAM 3 SORE cover
159 Days cover
Alenara; Living in a Fairy Tale cover
White Lily cover
Dirgantara cover

Shadow That Fades

3 parts Complete

Ada cinta yang tumbuh seperti doa, pelan namun penuh harap. Ada rindu yang menyelinap tanpa suara, hanya terasa di dada. Cinta ini bukan tentang memiliki. Tapi tentang dua hati yang saling tahu arah tapi tak pernah sampai tujuan. Tentang seorang perempuan yang jatuh cinta, bukan karena obsesi, tapi karena hati yang tak bisa membohongi dirinya sendiri. Aruna tahu ini tak akan mudah. Ia mencintai dalam diam, dan menyadari barangkali sejak awal, ia memang ditakdirkan bukan untuk dimiliki, melainkan untuk belajar melepaskan. Mereka bertemu bukan karena takdir yang manis, tapi karena semesta ingin mereka belajar: Tentang kehilangan, tentang pengorbanan, tentang bertahan, dan akhirnya... tentang merelakan. "Kalau kamu capek, berhenti ya... Tapi jangan berhenti jadi kamu yang selalu peduli." "Tenang, aku memang bukan tempat kamu pulang, tapi aku selalu jadi rumah kalau kamu butuh diam.