Langit bukan hanya sekadar hamparan biru yang membentang luas. Bagi sebagian orang, langit adalah batas, tempat di mana impian berakhir. Tapi bagi sebagian lainnya, langit adalah awal dari segalanya.
Bagi Kapten Alexander Nathaniel Mahendra, langit adalah rumah keduanya. Sejak kecil, ia selalu bercita-cita menembus batas angkasa, mengejar matahari, dan menantang angin dengan pesawat tempurnya. Menjadi pilot bukan hanya pekerjaan baginya-itu adalah takdir yang telah ia pilih. Hidupnya penuh dengan kecepatan, adrenalin, dan risiko. Setiap kali ia lepas landas, ia tahu ada kemungkinan ia tidak akan kembali. Tapi itulah harga yang harus ia bayar untuk mencintai langit.
Di sisi lain, ada Charlotte Natasha Ravindra. Seorang dokter berbakat yang terbiasa hidup dengan logika dan ketelitian. Di tangannya, nyawa manusia menjadi tanggung jawab, dan setiap keputusan yang ia buat bisa menjadi perbedaan antara hidup dan mati. Ia tumbuh di keluarga militer, namun ia memilih jalannya sendiri-bukan sebagai prajurit di medan perang, tetapi sebagai penyelamat di ruang operasi.
Dua dunia yang berbeda. Dua kehidupan yang berjalan di jalur masing-masing.
Namun, takdir selalu punya cara untuk mempertemukan dua hati yang ditakdirkan bersama.
Sebuah pertemuan yang tak terduga, satu percakapan yang berubah menjadi kebiasaan, dan satu perasaan yang perlahan tumbuh di antara bahaya dan ketidakpastian.
Namun, cinta di dunia mereka tidaklah sederhana. Nathan hidup dengan ancaman di setiap misinya, sedangkan Charlotte harus menghadapi ketakutan kehilangan seseorang yang mulai mengisi hatinya.
Di antara langit dan cinta, mereka harus memilih-bertahan dengan ketakutan atau melangkah dengan keberanian?
Ini adalah kisah tentang keberanian, pengorbanan, dan cinta yang menemukan jalannya di tengah langit yang luas.
Ever wonder how your supposed best day of life will turn into a lifelong nightmare. Two people, two different worlds yet bound by the same emotion, "HATE" and "same loved ones". Marriage is intended to be an eternal bond filled with love and happiness. This was far from the truth for Asmaira and Amaan. Two broken souls entangle in the game of destiny which ended their dream of everlasting love.
For one, it was a journey of regret which she has to live for the rest of her life. But why?.
For other, he was forced yet he promised to seek revenge for sure., for seeking "Her" place. Who is Amaan referring to as "Her"?
Who is this "loved ones" that connects both Asmara and Amaan and why do they hate each other so much without even meeting each other?
"Please......." the only word that she could manage to say while trying to get out of his grip and sobbing.
"Please......Let..........Me..........Go, " she stammered in between her hiccup, shaking her head with pleading eyes and folded hands.
"Don't be afraid honey! I realized my mistake of not accepting you as my wife and to mark the start of our marriage how about I gift you something, " He whispered while leaning close to her ear emphasizing on the word 'gift'.
Sensing her fright, he placed his hand on her waist while using the other to stroke her cheek, "how about giving you a baby tonight?". He spoke with an evil smirk.
" I know it is your first time and I promise to be gentle with you, My Wife"
Note: This is the first draft of the story and since then had not been edited as I'm busy writing my other stories on "Booknet." If you find typos or grammatical mistake or narration is not perfect, kindly ignore since your feedback about it would be of no use as you are reading an unedited story. I would edit it once the sequel to Kabir Hashmi is finished. And yes please be considerate when you comment. First, it's a fictional story and second, it's someone's hardwork.
#5 in torment-Sept 2020
#2 in torment-23rd Sept 2020