>"Kami tak pernah meminta dilahirkan di zaman yang keliru-kami hanya ingin bicara. Tapi kata-kata kami selalu ditarik paksa sebelum sempat hidup."
Jakarta, 2025. Di kampus paling prestisius negeri ini, suara-suara muda sedang tumbuh. Tapi negara belum sembuh dari luka lama: mereka yang bersuara, masih dibungkam.
Arunika Dwi Rania, mahasiswi Psikologi yang terlalu mencintai buku dan terlalu sering bertanya, menemukan dirinya terseret dalam arus sejarah yang tak pernah benar-benar selesai. Bersama Anez, Tari, Ken, dan Rangga-mereka menulis ulang makna perlawanan, dengan cara mereka sendiri.
Tapi ketika idealisme bersinggungan dengan trauma Orde Baru, siapa yang bisa mereka percaya?
Ini bukan hanya tentang cinta, persahabatan, atau perlawanan. Ini tentang siapa yang akan tetap bertahan...
ketika negara bilang: diam atau hilang.
Peringatan dan Catatan Penulis:
Yang Dipaksa Bungkam adalah karya fiksi. Cerita ini terinspirasi dari realitas sosial, sejarah, serta dinamika politik di Indonesia, khususnya era 1998 dan kondisi sosial-politik tahun 2025. Namun, semua nama, tempat, organisasi, serta kejadian dalam cerita ini adalah fiktif atau telah dimodifikasi untuk kepentingan narasi. Jika ada kesamaan nama, lokasi, atau peristiwa dengan dunia nyata, itu murni kebetulan dan tidak disengaja.
Konten dalam cerita ini mengandung:
•Topik kekerasan (baik verbal maupun fisik)
•Trauma keluarga
•Tekanan sosial dan akademik
•Diskusi politik dan ideologi (dalam konteks fiksi politik)
•Isu HAM, pembungkaman, dan represi
•Bahasa Gen Z, beberapa bisa agak sarkastik, sinis, dan emosional (khas tokohnya)
•Dan mungkin beberapa hal sejenisnya
Cerita ini ditulis untuk membuka ruang refleksi, bukan untuk memprovokasi. Bacalah dengan kesadaran penuh dan bijak. Jika kamu sedang berada dalam kondisi mental yang rentan, mohon pertimbangkan sebelum melanjutkan membaca.
> Untuk kamu yang pernah merasa dibungkam, cerita ini untukmu.
Untuk kamu yang masih berani bersuara-ter
Deara yang asal nya seorang putri seorang kaya raya bermanjakan fasilitas serba wah, harus menerima perubahanan takdir nya yang tiba tiba menjadi seorang anak yatim piatu miskin, setelah jiwa nya secara tiba tiba bertransmigrasi ke raga seorang figuran dalam novel, yang merupakan mantan pacar dari seorang antagonis pria.
Demi mengembalikan kembali kehidupan mewah nya dan menghindari takdir tragis pemilik tubuh yang mengenaskan, Deara memilih untuk mendekati kembali Derzy sang mantan cinta monyet Deara asli yang seorang pewaris tunggal kaya raya, untuk ia manfaatkan harta nya.
"Hay mantan, masih ingat gue?"
"Masih donk pasti ya, karena kenangan di antara kita gak semudah itu buat di lupa in."
"Gak pernah ada kata kita diantara kita, hanya ada kata end."
_____
"Seberapa yakin lo dengan kemampuan lo?" Deara
"Yakin lo tanya itu ke gue? gue bisa lakukan apa pun itu tanpa batasan, bahkan uang gue gak berseri asal lo tau, juga seluruh di diri lo bisa gue beli, lo totalin tu semua, jantung, ginjal, hati dan keseluruhan organ tubuh lo bisa gue beli." sombong nya menatap angkuh.
______
"DEARA LO NGERAMPOK GUE?!"
"Lah kok lo ngamok, kan lo sendiri yang bilang kalo lo bisa lakuin apa pun itu tanpa batasan, bahkan dengan bangga nya lo pamer kalo uang lo gak berseri."
"Balikin kartu gue."
"Gak , gue masih mau beli pulau pake ini."
"