Story cover for Debar by serasisa
Debar
  • WpView
    Прочтений 14
  • WpVote
    Голосов 3
  • WpPart
    Частей 2
  • WpView
    Прочтений 14
  • WpVote
    Голосов 3
  • WpPart
    Частей 2
В процессе, впервые опубликовано мар. 22
Cuma kumpulan cerpen dari upaya menulis setiap hari selama sebulan penuh.

Manusia berdebar bukan hanya karena jatuh cinta, kadang juga karena pembagian nilai ujian, presentasi di depan banyak orang, atau harus menunggu di depan ruang operasi orang tersayang.

Debar itu berbagai rasanya, ada senyum, tangis, juga kosong melompong tak ada kejelasan.

Ambil tanganku, kita rasakan debaran yang berbeda di setiap bagiannya. Kalau kamu suka, kita lanjutkan ke bulan selanjutnya.
Все права сохранены
Подпишись, чтобы добавить Debar в свою библиотеку и получать обновления
или
#214gamer
Требования к контенту
Вам также может понравиться
Вам также может понравиться
Slide 1 of 9
Kopi & Deadline (On Going) cover
Secangkir Kopi Vanilla [Tamat] cover
SHORT STORY cover
My Introvert Boyfriend[TAMAT] cover
Short Story (On Going) cover
The Tale We Write Together  cover
Semesta Senja cover
Dear Diary - Kumpulan Cerita Pendek cover
Antara Aksara dan Kata cover

Kopi & Deadline (On Going)

6 Части В процессе

Bukan karena lambat bekerja, Ara lembur lagi bagai kuda. Ara duduk sendiri di cubicle, mata lelah, kopi sachet ketiga di tangan, layar laptop menyala dengan file yang hampir rampung. Ingatkan Ara sekali lagi bahwa kerjaannya 'hampir rampung'. Dia menatap layar, lalu menarik napas panjang, "Aku nggak tahu lagi ini kerjaan atau penyiksaan... Tapi besok pagi harus submit, kalau nggak... ya biasa, dapat teror halus dari atasan." Dulu waktu kecil, Ara selalu mengganggap orang yang pulang kantor sampai pukul 12 malam atau pagi buta adalah orang-orang keren. Iya keren, keren keramnya sebadan-badan. Ara menarik napas panjang untuk kesekian kalinya, "Aku gila deh kayaknya, masa dulu kerjaan kayak ginian aku bilang keren." Di sela kelelahan itu, Ara mengenang tempat ngopi yang pernah dia datangi dua minggu lalu-tempat yang jarang dia datangi sebelumnya, tapi entah kenapa, wajah sang barista masih lekat di kepalanya. Dia pernah bilang ke dirinya sendiri , "Aku nggak punya waktu buat cinta." Tapi sejak ketemu cowok itu... apa kalimat yang digaung-gaungkan Ara mulai retak? GA MENERIMA NAMANYA PENJIPLAKAN YA EGE, NYARI IDE ITU GA MUDAH‼️