Bagaimana jika diri kita bukan hanya satu? Bagaimana jika ada sisi lain-sesuatu yang tersembunyi dalam bayang-bayang, menunggu saat yang tepat untuk muncul? Kita selalu percaya bahwa setiap keputusan, perasaan, dan tindakan berasal dari satu kesadaran yang utuh. Namun, terkadang ada bisikan asing di kepala, dorongan yang tidak kita pahami, seakan-akan ada sosok lain yang berbagi tubuh yang sama.
Awalnya, ia hanya diam, mengamati dari kejauhan. Namun, semakin lama, kehadirannya semakin nyata. Ia bukan sekadar bayangan, bukan sekadar ilusi. Ia adalah bagian dari diri kita-atau mungkin, ia adalah diri kita yang sebenarnya. Saat pertahanan melemah dan keraguan menguasai pikiran, ia akan mengambil alih.
Jadi, siapa yang sebenarnya mengendalikan tubuh ini? Aku... atau dia?
Aku adalah Touma. Atau... apakah aku benar-benar Touma?
Di suatu sore yang hujan, sebuah percakapan sederhana berubah menjadi sesuatu yang jauh lebih aneh. Ingatan kabur, wajah-wajah berubah, dan kenyataan mulai bergeser dari logika yang seharusnya berlaku.
Dan kemudian, aku terbangun-bukan sebagai diriku.
Aku kini berada dalam tubuh seseorang bernama Valcius, di dunia yang sepenuhnya asing. Tidak ada petunjuk, tidak ada jawaban... hanya sebuah catatan yang ditulis oleh Valcius sendiri: "Siapa aku?"
Ketika kenyataan mulai terdistorsi dan identitasnya terkikis, Touma harus menghadapi pertanyaan yang lebih mengerikan daripada sekadar siapa dirinya. Apa yang sebenarnya mengendalikan dunia ini? Apakah seseorang pernah benar-benar memiliki dirinya sendiri? Ataukah kita semua hanyalah bayangan dari sesuatu yang lebih besar-sesuatu yang tidak bisa kita pahami?
Saat batas antara mimpi, ilusi, dan realitas mulai runtuh, Touma harus menemukan jawabannya... sebelum ia sendiri menghilang.