
Dunia ini selalu hitam dan putih, begitu yang kupikir dulu. Ada benar dan salah, ada baik dan buruk. Tapi seiring waktu, garis-garis itu memudar, bercampur menjadi warna abu-abu yang sulit kupahami. Orang-orang berbicara seolah mereka tahu segalanya. Mereka menatapku dengan mata penuh kesimpulan, menilai tanpa bertanya, menghakimi tanpa memahami. Aku hanyalah anak laki-laki yang ingin didengar-tapi di mata mereka, aku adalah "monster". Hoshikawa Yori. Dia seperti angin di musim semi, datang diam-diam dan meninggalkan jejak yang tak bisa kuhapus. Dia seperti primrose yang bermekaran di sudut tersembunyi-lembut, hangat, juga rapuh. Ntah sejak kapan namanya mulai bergema di kepalaku, kapan kehadirannya menjadi sesuatu yang kucari tanpa kusadari. Tapi... apakah ini benar? Apakah perasaan yang tumbuh dalam sunyi salah? Jika aku menyebut namanya, akankah dia menoleh? Ataukah aku hanya akan menjadi bisikan samar dalam hidupnya? Karena seperti primrose yang bermekaran tanpa suara, ada perasaan yang terlalu indah untuk diungkapkan-dan mungkin, terlalu rapuh untuk bertahan. yori, maaf jika aku membuatmu menunggu. --- Klarifikasi Cerita ini hanyalah karya fiksi yang dibuat berdasarkan interpretasi pribadi dari film Monster (2023). Semua tambahan adegan, alur, serta pengembangan karakter dalam cerita ini sepenuhnya merupakan hasil imajinasi penulis dan bukan bagian dari cerita resmi film tersebut. Cerita ini tidak bermaksud mengubah, menggantikan, atau mengklaim hak atas karya asli Monster (2023). Film tersebut tetap menjadi hak cipta resmi dari pembuatnya. Karya ini dibuat sebagai bentuk apresiasi dan eksplorasi kreativitas semata. Terima kasih telah membaca dan mendukung cerita ini, harap dimengerti!All Rights Reserved
1 part