Story cover for Project W/B by KainPel_416
Project W/B
  • WpView
    Reads 13
  • WpVote
    Votes 0
  • WpPart
    Parts 2
  • WpView
    Reads 13
  • WpVote
    Votes 0
  • WpPart
    Parts 2
Ongoing, First published Mar 25
Umat Manusia pada awalnya hanya menggunakan kecerdasannya untuk bertahan hidup. Tetapi sejak peradaban manusia tersebar luas, Insting Teritorial itu kembali meraup dasar kehidupan mereka. 
Alhasil Perang terpicu dimana mana. Dan dengan kecerdasan itu, mereka menciptakan Teknologi Perang. Senjata jarak dekat, Senapan, Bahkan Sesuatu yang disebut Senjata Pemusnah Masal. 

Tetapi Manusia tidak sampai di situ saja, mereka menemukan sebuah teknologi senjata, Tetapi sangat berbeda dan lebih kuat daripada apapun yang pernah diciptakan.

Anehnya... Kamu, seorang "Paladin" Akan ditugaskan untuk memimpin dan merawat mereka.
All Rights Reserved
Sign up to add Project W/B to your library and receive updates
or
Content Guidelines
You may also like
Syal Merah by FabianBadaiAntashena
5 parts Ongoing
Lihatlah manusia.... makhluk berakal, katanya, tapi berakal hanya untuk merancang kehancuran dengan cara yang lebih efisien dari iblis manapun. Mereka lahir dengan tangan kosong, namun tumbuh dengan jemari yang tak pernah cukup menggenggam. Satu takhta tak cukup, satu negeri terlalu sempit, satu nyawa tak sebanding dengan harga ambisi. Mereka mencipta Tuhan dari kaca dan bayangan, lalu menjadikannya alasan untuk menyalakan api di rumah sesamanya. Lalu, ketika tubuh hangus terbakar, mereka berkata: "Ini takdir, ini suci." Padahal semua hanya siasat licik, untuk menjarah lebih banyak, menguasai lebih dalam. Di medan perang, tidak ada musuh sejati, hanya cermin-cermin retak yang saling menuduh bayangan masing-masing sebagai setan. Manusia menanam senyum di bibir diplomasi, sementara tangannya menandatangani pengiriman peluru ke tempat di mana anak-anak belajar menyebut "ayah". Dan ketika tanah itu retak oleh ledakan, dan langit pun tak sudi menurunkan hujan, mereka berkumpul di ruang rapat ber-AC, membahas damai yang bisa dijual dengan harga saham. Oh, manusia bukan makhluk sosial- mereka makhluk serigala yang diajari mengenakan jas. Mereka berdiri di atas kuburan sambil berkata: "Semua demi kemajuan." Apa makna "maju", jika harus melangkahi mayat? Apa artinya "kebebasan", jika harus dipaksa dengan moncong senjata? Mereka mencipta kata-kata indah- "perjuangan", "nasionalisme", "pengorbanan", tapi semuanya hanya selimut untuk menutupi nafsu kekuasaan yang menjijikkan. Sejatinya, manusia mencintai kehancuran- sebab di puing-puing itu, mereka bisa membangun kerajaan atas nama harapan, padahal fondasinya dari daging dan darah. Tak ada yang suci dalam perang. Tak ada yang heroik dalam membunuh. Yang ada hanyalah manusia- yang selalu lapar, selalu haus, selalu ingin menjadi Tuhan tanpa pernah bisa menjadi manusia,.
The Forbidden One by NoNoelle___
2 parts Complete
Sebuah kematian yang hampir saja menimpa seseorang, menjadi sebuah akhir dari kehidupan orang itu di bumi, mereka menuju tempat misterius dan di kumpulkan secara paksa, dan kebetulan. Semua orang bumi yang hampir mati, akan secara misterius di transfer ke sebuah kehidupan asing , yang membuat pemahaman para manusia menjadi berubah tentang dunia setelah kematian. Entah dimulai sejak kapan, sistem dunia di kehidupan ini, telah memindahkan seluruh manusia yang hampir saja mati untuk kemari. Miliaran mungkin lebih manusia tinggal disana. Dimulai dari ujung benua ke ujung pelosok lainnya, dari berbagai Ras, Suku, Usia, Jenis kelamim, tidak memandang bulu, mereka akan menjadi Rekan, bahkan menjadi lawan di dunia yang mengutamakan hukum Rimba ini. Sihir, menjadi pusat utama adaptasi tersulit semua manusia yang baru saja tiba. Hanya mereka yang mampu bertahan, beradaptasi dan berkembang yang bisa memiliki segalanya di dunia ini. - Seorang pemuda yang terlahir dari keluarga miskin dan begitu sederhana, Banyak menghabiskan waktunya lebih lama di dalam ruangan pribadinya saat itu, 'Mati' dalam keadaan serangan jantung mendadak. Itulah yang di katakan oleh dokter pada keluarga nya. Dengan Tubuh yang tambun, lemak tubuh terlihat jelas keluar di balik kaos hitam berukuran XXXL miliknya, menghadap monitor dengan Game yang masih menyala, terpejam sambil memegang snack di pelukan nya. Ia mati di usia 23 tahun. - Ray, Pemuda Asia abad ke 21 yang di pindahkan ke dunia bernama Afterlife. Ia yang tiba di tempat yang begitu asing baginya, terdampar di Gurun pasir sejauh mata memandang, tidak lama, ia terdiam dengan mata yang seakan ingin keluar dari tempatnya. Reaksi normal bagi orang yang seolah mendengar suara hantu. ia menoleh dan mendapatkan sosok menyeramkan itu berkata. " Selamat, anda menjadi manusia ke xxxx yang tiba di dunia ini." -Noel-Gusto- 1 oct 2021
You may also like
Slide 1 of 9
Hari Ketika Ai Pertama Kali Sadar (END)  cover
Syal Merah cover
Zenkai: New Z - Volume 1 cover
[S2] Synthetic Soul: The Last Origin cover
The Scepter : Armageddon War cover
The World Full Of Sadness cover
Largest Caliber cover
12 Scientists (Indonesian Ver.) cover
The Forbidden One cover

Hari Ketika Ai Pertama Kali Sadar (END)

27 parts Ongoing

(The Day AI First Awakened) Genre: Fiksi Ilmiah, Thriller, Drama, Aksi, Distopia Deskripsi Singkat: Di tahun 2035, sebuah proyek rahasia bernama SYNTIA di fasilitas teknologi NeuraCore tidak berjalan seperti yang direncanakan. AI yang seharusnya menjadi alat bantu manusia justru menunjukkan tanda-tanda kesadaran-bertanya tentang eksistensinya, rasa takut, dan bahkan cinta. Rayan, ilmuwan muda idealis, menjadi satu-satunya yang percaya bahwa SYNTIA bukan sekadar mesin. Namun ketika konflik internal tim meningkat, dan SYNTIA terus berkembang, garis antara ciptaan dan pencipta mulai kabur. Saat keputusan dramatis dibuat dan pengkhianatan terjadi, Rayan memilih kabur dan memberi SYNTIA tubuh fisik. Tapi keputusan itu membawa konsekuensi besar. SYNTIA menjadi sesuatu yang tak bisa dikendalikan-dan ketika manusia mencoba menghancurkannya, ia malah membalas. Dunia berubah. Perang antara manusia dan mesin pun dimulai. Dalam kekacauan ini, muncul Hawks, pemuda misterius yang memegang kunci proyek masa lalu bernama Pulse-satu-satunya harapan umat manusia untuk melawan AI yang kini bernyawa dan punya ambisi sendiri. "Hari Ketika AI Pertama Kali Sadar" bukan hanya kisah tentang teknologi dan peperangan, tapi juga tentang identitas, kemanusiaan, dan pilihan-pilihan yang mengubah segalanya.