Story cover for LIFE TOO SHORT by hyrraaaaaa31
LIFE TOO SHORT
  • WpView
    Reads 13
  • WpVote
    Votes 7
  • WpPart
    Parts 1
  • WpView
    Reads 13
  • WpVote
    Votes 7
  • WpPart
    Parts 1
Ongoing, First published Mar 30
ʚɞ blurb ʚɞ

Sebuah kisah tentang remaja laki-laki bernama Ardhito Pramudya, atau yang sering disapa Dhito. Laki-laki itu hidup bersama penyakit langkanya selama tujuh belas tahun. Penyakit yang di mana penderitanya tidak dapat merasakan sakit sama sekali. Tidak dapat merasakan suhu, bahkan bagaimana rasa berbagai macam makanan pun tidak bisa Dhito rasakan.

Remaja lelaki itu hidup sebatang kara, tinggal di rumah yang sederhana. Sendirian. Lelaki itu mulai tinggal sendiri sejak lulus SMP, sebelumnya ia tinggal di panti. Ya, benar. Dhito telantarkan oleh kedua orang tuanya.

Hidupnya sangat kacau setelah ia memutuskan untuk keluar dari panti. Saat memasuki bangku SMA, ia bertemu dengan gadis yang cantik jelita bernama Laura Aggraeni. Hidupnya berubah semenjak ia mengenal gadis itu.

Waktu demi waktu berlalu, kedekatan mereka semakin erat hingga membangun sebuah asmaraloka di antara mereka.

.

.

.

⚠️JANGAN PLAGIAT, MENJIPLAK DAN SEMACAMNYA⚠️
⚠️100% IDEKU SENDIRI⚠️


enjoy reading, guys😽💋
All Rights Reserved
Table of contents
Sign up to add LIFE TOO SHORT to your library and receive updates
or
#30cipa
Content Guidelines
You may also like
Raga Arga  [Sudah Terbit] by aksara_jiwa
54 parts Complete
Jika ditanya apa yang spesial dari kehidupan si kembar, Raga dan Arga, mungkin jawabannya tidak ada, andai keduanya tidak pandai-pandai bersyukur. Bagaimana tidak, kepergian sang bunda menjadi titik awal kehidupan mereka yang sesungguhnya. Getir pahit melekat di dalamnya. Arga disalahkan oleh neneknya atas kepergian sang bunda. Lantas rasa bersalah dan trauma yang begitu besar terpatri kuat dalam dirinya, sejak saat itu hidupnya berubah seiring dengan jiwa yang bergonta-ganti mengisi raganya. Kadang, ketika bangun tidur Arga akan merengek layaknya anak kecil yang mencari bundanya. Kadang juga Arga menjadi sosok yang membenci dirinya sendiri, menghancurkan cermin yang ada di kamarnya, lalu berujung menyakiti dirinya sendiri. Raga, nyatanya wajah tampan dan unggul dalam basket tak lantas membuatnya dipandang. Bagi teman sekelasnya, Raga tak lebih dari sampah yang harus cepat-cepat dibersihkan. Bukan Raga tak mau melawan mereka, hanya saja rasanya percuma, mereka terlanjur menjadi budak sekolah yang gila nilai. Lalu, mampukah keduanya menjalani dan melawan segala getir pahit dalam kehidupan? Atau memilih menyerah, berpasrah pada Tuhan? *** Bukan skenario hidup seperti ini yang aku inginkan, memerani tiga tokoh sekaligus dalam satu kali kesempatan hidup. Andai bisa aku ingin terlahir kembali menjadi aku yang hanya satu- Samudra Arga Pratama Aku lelah menjadi senja yang ditunggu dan dikagumi di penghujung waktuku-Samudra Raga Dwitama *** Takkan gugur daun yang menguning itu jika memang belum habis waktunya. Takkan turun rintik hujan itu sekalipun langit telah menggelap jika memang belum saatnya. Pun dengan jantung yang takkan berhenti berdetak jika memang Tuhan belum berkehendak.
You may also like
Slide 1 of 10
Raga Arga  [Sudah Terbit] cover
Airka: My Queen Bullying cover
EX-CRUSH (On Going) cover
Relationshit! (END) cover
Savero Archandra || Haechan || END cover
Flycatcher cover
Serenade Langit & Lautan cover
Bad Boy In Love [COMPLETED] cover
Cold prince  cover
The Promise_ cover

Raga Arga [Sudah Terbit]

54 parts Complete

Jika ditanya apa yang spesial dari kehidupan si kembar, Raga dan Arga, mungkin jawabannya tidak ada, andai keduanya tidak pandai-pandai bersyukur. Bagaimana tidak, kepergian sang bunda menjadi titik awal kehidupan mereka yang sesungguhnya. Getir pahit melekat di dalamnya. Arga disalahkan oleh neneknya atas kepergian sang bunda. Lantas rasa bersalah dan trauma yang begitu besar terpatri kuat dalam dirinya, sejak saat itu hidupnya berubah seiring dengan jiwa yang bergonta-ganti mengisi raganya. Kadang, ketika bangun tidur Arga akan merengek layaknya anak kecil yang mencari bundanya. Kadang juga Arga menjadi sosok yang membenci dirinya sendiri, menghancurkan cermin yang ada di kamarnya, lalu berujung menyakiti dirinya sendiri. Raga, nyatanya wajah tampan dan unggul dalam basket tak lantas membuatnya dipandang. Bagi teman sekelasnya, Raga tak lebih dari sampah yang harus cepat-cepat dibersihkan. Bukan Raga tak mau melawan mereka, hanya saja rasanya percuma, mereka terlanjur menjadi budak sekolah yang gila nilai. Lalu, mampukah keduanya menjalani dan melawan segala getir pahit dalam kehidupan? Atau memilih menyerah, berpasrah pada Tuhan? *** Bukan skenario hidup seperti ini yang aku inginkan, memerani tiga tokoh sekaligus dalam satu kali kesempatan hidup. Andai bisa aku ingin terlahir kembali menjadi aku yang hanya satu- Samudra Arga Pratama Aku lelah menjadi senja yang ditunggu dan dikagumi di penghujung waktuku-Samudra Raga Dwitama *** Takkan gugur daun yang menguning itu jika memang belum habis waktunya. Takkan turun rintik hujan itu sekalipun langit telah menggelap jika memang belum saatnya. Pun dengan jantung yang takkan berhenti berdetak jika memang Tuhan belum berkehendak.