"Bunga itu nggak selalu tumbuh untuk dikenang. Kadang, ia cuma pengen minta maaf, lalu layu karena nggak ada yang sempat ngejaga."
Di bawah langit Saparua, tempat cinta datang lalu pergi, Anindya Asheva Arnawa, siswi kelas 12 SMA, telah lama tak lagi percaya pada cinta. Dengan autoimun dan kesendirian yang menggerogoti, ia hanya haus 'rumah' dalam bentuk manusia. Namun, setiap pencariannya berujung pengkhianatan, membuatnya merasa terlalu rusak untuk dicintai.
Sampai suatu malam dingin di Saparua, 'rumah' itu seolah datang dalam sosok Fabian Ervano de Laur, mahasiswa UPI dengan motor ninjanya. Dia yang sudah lama merhatiin Asheva, mendapat nomornya misterius, lalu nge-chat hingga akrab, sebelum akhirnya mereka bertemu. Hubungan tanpa nama mereka rumit. Namun, di pelukan Fabian, Asheva merasa sedikit pulang, karena lelaki itu nggak pergi saat dia nggak bisa pura-pura bahagia.
Tapi, rasa nyaman tak pernah cukup. Saat sisi gelap Fabian terkuak, menguak luka lama mereka, kisah Asheva berubah jadi spiral nestapa: dari Wandi yang tulus tapi dimanfaatkan, hingga Yoga Mahessa Narendra Putra Santoso, mahasiswa akhir yang membawa ketidakpastian. Puncaknya, Bulan Gemala Anggun, sahabat Asheva di kelas 12 SMA, justru menikam dari belakang bareng Yoga. Pengkhianatan itu jadi tamparan keras yang harus Asheva telan. Juga, Made Sukma Wira Dharmo, pegawai KAI, merasakan pahitnya dikhianati Bulan dan Asheva sendiri.
Saparua pun jadi saksi, tempat semua bermula dan berakhir. Persis kayak Tanghulu-manis di awal, pahit di akhir. Dan Saparua: 2024 adalah kisah tentang sulitnya mencintai dan dicintai, lingkaran luka tak berujung, dan hati yang remuk redam. Siapkah kamu menyelami setiap pahit manis di Saparua?
Ada dua hal yang rumit untuk diselesaikan, bukan dengan rumus pun dengan logika. Namun dari kerumitan itulah pelajaran dimulai. Cinta dan kehidupan, Ya, keduanya adalah hal yang bagiku rumit untuk diselesaikan.
- - - - - - - - - - - - - - - - -
Yang bercahaya akan selalu kalah dengan yang berkilau, ini kenyataan pada dunia nyata! Cahaya senja selalu terlihat redup dari rembulan, bukan halusinasi karena cahaya bintang pun tak akan pernah terlihat di cakrawala kala sang purnama datang. Ufuk selalu bercerita tentang itu padaku, dan aku, hanyalah pendengar setia dibawah kehangatan sinar sang mentari.
-Gema Giffari Danuega-
Malam bilang kamu sudah sepenuhnya ada di kehidupanku tapi katamu, kamu belum sepenuhnya ada. Lantas siapa yang berbohong kepadaku? Kamu, atau malam yang memang sengaja menutupi kehidupanku.
-Keenaya Azalea Adzani-