Bukan cinta diam-diam yang menunggu akhir bahagia-ini bukan cerita seperti itu. Ini kisah tentang gadis kecil yang centilnya konsisten dari dulu, dengan satu misi: menarik perhatian pria dewasa berusia 34 tahun yang hidupnya mendadak serba tak tenang karenanya.
Dulu, saat masih SD, sepupunya itu sudah cukup membuatnya pusing. Kini, dia akan pindah ke kota ini untuk masuk SMA. Lebih parah lagi, dia adalah cucu kesayangan mama. Lengkap sudah.
Padahal, pria itu baru saja pulang dari luar negeri. Ia meninggalkan karier stabil demi mengambil alih perusahaan keluarganya-dengan satu harapan: hidup damai, tanpa drama. Tapi siapa sangka, 'gangguan' dari masa kecilnya kembali. Lebih dewasa, lebih cantik... dan lebih sulit diabaikan.
🪷🪷🪷
William Manroe. Pria tinggi 185 sentimeter dengan tubuh tegap dan terawat, mata sipit yang tajam tapi tenang-perpaduan yang membuatnya tak hanya menarik, tapi nyaris memesona. Di lingkungan komplek elit, dia bukan sekadar tetangga, tapi primadona. Banyak tante-tante tak segan menyusun strategi demi menjodohkan putri mereka dengan pria satu ini.
Siapa yang tak jatuh hati pada sosok gagah, mapan, dan tampan seperti William Manroe? Tapi semua pesona itu seolah tak berarti saat bertemu dengan kepribadiannya yang dingin dan cuek. Ia bukan tipe yang mudah didekati, apalagi diajak basa-basi. Kalem, jarang bicara, dan punya batas yang tak bisa sembarang orang lewati.
Maka tak heran, meski dipuja diam-diam, tak banyak yang benar-benar berani mendekat. William seperti lukisan mahal-indah dipandang, tapi terlalu jauh untuk disentuh.
Namun segalanya berubah saat ia kembali bertemu sepupu masa kecilnya-dengan tawa yang masih sama, keusilan yang tak pernah benar-benar hilang, dan tingkah manjanya yang, entah kenapa, tetap saja menyebalkan... sekaligus sulit diabaikan.
#2-extrovert [250525]
#19-segitiga [260525]
#50-goodgirl [250525]
star 02/04/2025
finish ....
Danadyaksa adalah laki-laki dengan hidup yang sangat sederhana. Cibiran dan hinaan sering didapatkannya dari teman-teman satu sekolahnya terutama perempuan karena menggunakan sepeda motor beat berwarna hitam setiap berangkat sekolah.
Orang tuanya meninggal ketika ia masih duduk di bangku SMP, meninggalkan dua orang adik yang harus Aksa hidupi.
Menjadi Ayah, Ibu sekaligus kakak di usianya yang begitu belia bukanlah hal yang mudah.
Aksa mulai bekerja semenjak orang tuanya meninggal untuk memenuhi kebutuhannya serta kedua adiknya yang masih kecil. Menjadi kuli bangunan, penjaga toko, pelayan restoran dan berbagai pekerjaan serabutan lainnya Aksa lakukan.
Aksa pernah berkata:
"Nggak papa gue nggak punya masa depan yang terjamin, tapi adek-adek gue harus punya masa depan. Harus jadi orang besar."
Aksa tidak pernah memikirkan perihal cinta. Yang ia pikirkan hanyalah adik-adiknya. Bagaimana masa depan adiknya, bagaimana mendidik adiknya dengan baik dan bagaimana adiknya bisa menikmati hidup seperti anak lainnya yang penuh kebahagiaan dari keluarga.
Namun, Aksa mulai tertarik dengan cinta semenjak ia mulai mengenal Alsava. Gadis yang dikenalnya sejak insiden Aksa yang tanpa sengaja menginjak kacamata Alsava.
Tapi rasanya sangat tidak mungkin untuk memiliki Alsava yang latar belakang ekonominya sangat jauh beda dengan dirinya.
Apakah mereka bisa bersama? Mungkin. Atau justru, tidak akan pernah bersama.
**
"Sa, gue boleh suka sama lo, nggak?"
"Tunggu gue sukses."
**
"Gue kalo mau suka sama Alsava juga harus sadar diri. Gue orang nggak punya. Beda sama dia."
***