Dalam dunia bisnis properti kelas atas Bangkok, Arthur Levanne adalah nama yang tak asing. Dingin, penuh perhitungan, dan tak tergoyahkan-ia lebih mencintai angka dan kontrak daripada hubungan. Di sisi lain, tunangannya sejak kecil, Catherine Ellish, selalu mengincar lebih dari sekadar status. Ia ingin kendali, ingin perhatian, dan ia tak suka saat seorang asisten bayangan mencuri ruang dalam hidup Arthur.
Masuklah Beauregard Valen, pria yang selalu berpakaian rapi, bertutur santun, dan bergerak dengan keanggunan yang menusuk. Di balik profesionalismenya yang nyaris sempurna, tersembunyi rasa kagum yang telah tumbuh menjadi obsesi halus. Ia tidak meminta dicintai. Tapi ia tak bisa mundur ketika Arthur mulai membalas tatapannya-pertama karena ketergantungan, lalu karena keinginan yang perlahan berubah jadi kebutuhan.
Antara kontrak, konferensi, dan malam-malam panjang penuh ketegangan, batas antara pekerjaan dan perasaan mulai kabur. Ketika rahasia, ambisi, dan luka lama bertabrakan, siapa yang akan bertahan? Dan siapa yang akan hancur lebih dulu?
Sepuluh tahun telah berlalu sejak perpisahan yang tak pernah diucapkan.
Ohm Pawat Chittsawangdee, pemuda asal Indonesia, terpaksa meninggalkan tanah kelahirannya karena konflik keluarga. Ia memulai hidup baru di Thailand, tinggal bersama kerabat dan melanjutkan sekolah. Di sanalah ia bertemu Nanon Korapat Kirdpan - ketua kelas yang ramah dan penuh kehangatan - serta Chimon, sahabat mereka yang selalu menjadi penengah. Bersama, mereka membentuk ikatan tak tergantikan.
Namun setelah kelulusan, Ohm menghilang tanpa jejak. Tak ada pesan, tak ada alasan. Nanon dan Chimon mencari, berharap, dan menunggu... tapi semua sia-sia. Kepergian Ohm menyisakan tanda tanya dan luka yang tak terucap.
Kini, sepuluh tahun kemudian, takdir mempertemukan mereka kembali. Bukan sebagai sahabat lama, tapi sebagai mitra bisnis. Ohm kembali sebagai pemilik perusahaan besar di Indonesia, sementara Nanon adalah pemilik perusahaan yang kini berdiri kokoh dan dihormati. Tapi pertemuan itu tidak hangat seperti masa lalu.
Nanon yang dikenal penuh senyum kini berubah dingin, tegas, dan sulit dijangkau - seperti es Antartika yang membeku selama bertahun-tahun. Bukan hanya bisnis yang menjadi taruhan, tapi juga masa lalu yang belum sempat mereka tuntaskan, dan hubungan yang mungkin tak bisa kembali seperti dulu.