Ditulis dari hatiku yang pernah diam-diam mencintaimu begitu lama...
Aku menulis ini bukan untuk dikenang,
bukan pula untuk dipertanyakan.
Tapi untuk diakui-bahwa pernah ada cinta,
yang tumbuh diam-diam sejak aku kecil,
dan bertahan begitu lama,
meski tak pernah diberi ruang untuk mekar bersama.
Ini kisahku.
Tentang seorang laki-laki yang tak pernah benar-benar menggenggam hatiku,
tapi telah menempatinya sejak lama-sejak kami masih bermain di tanah desa,
hingga kini, ketika aku menatap langit senja dari Yokohama.
Tak ada interaksi, tak ada pesan yang terbalas,
tapi setiap langkahku penuh oleh bayangannya.
Setiap air mata yang jatuh dalam diam,
adalah bentuk cinta yang tak pernah sempat kuucapkan lagi.
Aku tidak menuntut balasan.
Aku tidak ingin ia datang kembali.
Aku hanya ingin dunia tahu-bahwa pernah ada aku,
yang mencintai dengan seluruh jiwanya, tanpa syarat,
tanpa pamrih,
tanpa pernah benar-benar dimiliki.
Dan di akhir cerita ini,
aku memilih bukan untuk melupakannya,
tapi untuk menghargai diriku sendiri-
karena begitu kuatnya aku bertahan, mencinta, dan pada akhirnya...
mengikhlaskan.
_______________________________
Seorang anak memang tak pernah meminta untuk dilahirkan.
Namun dia ada karena sebuah permintaan, perjuangan, dan juga harapan.
Tetapi mengapa ketika sudah dilahirkan, kalian malah bersikap seolah tak pernah menginginkannya?
_______________________________
"Kamu harus terbiasa sendiri, karena kenyataannya, di dunia ini tak ada yang peduli, kecuali diri kamu sendiri."
____A. Wildan Hilmi___