Story cover for Badai, Kapan Berlalu? by itsafha
Badai, Kapan Berlalu?
  • WpView
    Reads 334
  • WpVote
    Votes 14
  • WpPart
    Parts 9
  • WpView
    Reads 334
  • WpVote
    Votes 14
  • WpPart
    Parts 9
Ongoing, First published Apr 12
Adalah cerita tentang seorang anak yang tak pernah benar-benar punya tempat untuk pulang.
Sejak kecil ia belajar bahwa hidup tak selalu adil,
dan kadang-bahkan sering-doa tak dijawab dalam waktu yang ia harapkan.

Ia tumbuh di antara bentakan, kehilangan, dan sunyi yang menua di dadanya. Ia menyimpan ratusan tangis yang tak bisa ditumpahkan dan ribuan tanya yang tak berani ia ucapkan.

Tapi gadis kecil itu tetap berdiri, meski angin terus memaksanya jatuh. Ia tetap berjalan, meski jalannya dipenuhi duri, meski tak ada tangan yang menggenggamnya erat.

Ini bukan kisah bahagia. Tapi ini kisah tentang bertahan, tentang keberanian untuk tetap hidup
meski dunia berkali-kali memintanya menyerah.

Karena kadang, harapan tidak datang dalam bentuk pelangi.
Kadang, harapan hanya berupa napas yang tetap ia hembuskan... 

meski hati sudah letih.

***

Update setiap Sabtu & Minggu.
All Rights Reserved
Sign up to add Badai, Kapan Berlalu? to your library and receive updates
or
#266innerchild
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 9
The Bleeding Lady [completed] cover
RUMAH DI ANTARA DUA MATA cover
AMERTA : The Last Embrace cover
Karena Aku Tidak Ingin Hilang Tanpa Arti cover
ARUNA Dalam Diam, Aku Tumbuh  cover
Hazen: 2018 cover
Dibawah atap yang salah (hiatus) cover
Titik Hitam Dalam Nurani [END] cover
Elegi Si Melankolia cover

The Bleeding Lady [completed]

45 parts Ongoing Mature

Ia tak pernah meminta hidup yang sunyi. Namun sejak kecil, ia diajari bahwa diam adalah satu-satunya cara untuk bertahan. Seorang perempuan dinikahkan oleh ayahnya dengan anak angkat yang tak pernah merasa memiliki siapa pun. Pernikahan mereka bukan tentang cinta, melainkan tentang kewajiban, dendam, dan luka yang diwariskan tanpa permisi. Laki-laki itu tak pernah mencintainya. Bahkan, tak pernah mencoba. Yang ia lihat hanyalah sosok yang mewakili masa lalu yang ingin ia lupakan, bayangan dari keluarga yang membuatnya merasa asing seumur hidup. Malam-malam perempuan itu dipenuhi dingin. Bukan hanya dari tubuh yang menjauh, tapi dari kemarahan yang tak ia pahami. Namun dalam sunyi yang dipaksakan, ia tetap bertahan. Mencoba belajar mencintai dalam diam. Menanti entah untuk disembuhkan, atau perlahan dilenyapkan. Kisah sunyi tentang hati yang tak pernah dipilih, dan luka yang terlalu dalam untuk disuarakan.