Story cover for "Dulu, Rumah Itu Ada" by MohammadRizky06
"Dulu, Rumah Itu Ada"
  • WpView
    Reads 3
  • WpVote
    Votes 2
  • WpPart
    Parts 1
  • WpView
    Reads 3
  • WpVote
    Votes 2
  • WpPart
    Parts 1
Ongoing, First published Apr 13
“Dulu, Rumah Itu Ada”

Pernah ada tawa di meja makan.
Peluk diam-diam saat sakit.
Suara ibu yang teriak dari dapur,
dan suara ayah yang pulang bawa oleh-oleh murah tapi penuh makna.
Pernah...

Tapi semua itu kini hanya tinggal potongan-potongan kenangan yang mengendap di kepala Iky.

Anak sulung dari lima bersaudara.
Ia belajar kuat sebelum sempat rapuh.
Ia memilih diam, saat hatinya sepi.
Ia menunduk, bukan karena kalah… tapi karena terlalu sering kecewa.

Ayah pergi.
Ibu bertahan.
Tapi yang paling sakit bukan perpisahan…
Melainkan ketika kau masih tinggal di rumah yang sama, tapi merasa tak lagi punya tempat.

Cerita ini bukan tentang luka yang disembuhkan,
melainkan tentang luka yang dipeluk agar tidak semakin dalam.
Tentang tangis yang ditelan dalam sepi,
dan tentang kekuatan seorang anak yang berusaha tetap berdiri… meski tak ada yang menuntunnya.

“Dulu, rumah itu ada.
Tapi sekarang, rumah hanya jadi alamat.
Tempat di mana tubuh bisa pulang,
tapi hati memilih untuk pergi diam-diam.”
~iky
All Rights Reserved
Sign up to add "Dulu, Rumah Itu Ada" to your library and receive updates
or
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Masih Ada Kamu di Setiap Luka [TAMAT] cover
Buah kebencian untuk ayah END (Versi revisi) cover
Behind the Silence cover
Badai, Kapan Berlalu? cover
Diary Peri Keceriaan cover
Siblings✔ cover
Jejak Luka Di Bawah Langit Senja cover
Dibawah atap yang salah (hiatus) cover
ARUNA Dalam Diam, Aku Tumbuh  cover
FILOSOFI RUMAH cover

Masih Ada Kamu di Setiap Luka [TAMAT]

23 parts Ongoing

Saat rumah tak lagi terasa aman, justru seseorang yang tak pernah benar-benar kita miliki bisa jadi tempat pulang paling hangat. Masih Ada Kamu di Setiap Luka. Mengisahkan Nadira dan Arka-dua jiwa yang bertemu di masa sekolah, saling menemukan kenyamanan di tengah luka yang tak selalu terlihat. Di balik tawa yang disembunyikan dan keluarga yang mulai retak, Arka hadir tanpa banyak janji, tapi justru menjadi tenang yang selalu Nadira cari. Namun, tidak semua cinta ditakdirkan untuk tinggal. Ada yang cukup datang sebentar, lalu pergi, meninggalkan bekas yang justru membuat kita tumbuh. Ini bukan sekadar kisah cinta pertama atau patah hati. Ini adalah cerita tentang bertahan. Tentang mengikhlaskan tanpa membenci. Tentang memilih bahagia, meski dengan luka yang masih menetap. Untuk siapa pun yang pernah mencintai diam-diam, kehilangan tanpa sempat memiliki, dan belajar bahagia dengan cara yang baru-kisah ini untukmu.