Story cover for Aksamala pusaka Atma  by zul4eha
Aksamala pusaka Atma
  • WpView
    Reads 214
  • WpVote
    Votes 22
  • WpPart
    Parts 4
  • WpView
    Reads 214
  • WpVote
    Votes 22
  • WpPart
    Parts 4
Ongoing, First published Apr 18
Lagi dan lagi.. kala Ia meraih tenang badai tak segan datang meluluh lantahkan harapan yang susah payah ia rangkai. 

Kala itu deras hujan membasahi aspal di tengah malam, mengalirkan genangan darah telah bertumpah ruah, Mengubah sepanjang jalan menjadi merah pekat  ber aroma amis menusuk indera.

Sepasang mata mengedar tak karuan dengan tubuh bergetar dan keringat dingin merembes keluar dari kening, ia jatuhkan belati dalam genggaman dengan dada terhenyak menyaksikan tubuh wanoja yang ia cinta terkulai tanpa daya, dibawah guyuran hujan ia hanya bergeming dengan perasaan getir sembari menetralisir isi kepalanya yang kacau balau. 

Dalam kebisuan jemari yang gemetar pun segera mendekap sang belahan jiwa, mencoba menghantarkan hangat meski tidak ada seruan atas setiap lirih yang ia lantunkan pada sang pujaan,  akankah ini mengakhiri perjuangan atau mengawali nya pada sebuah pertarungan lain?
All Rights Reserved
Sign up to add Aksamala pusaka Atma to your library and receive updates
or
#3keputusasaan
Content Guidelines
You may also like
PEREMPUAN YANG MENCINTAI HUJAN by Puspa_Seruni
54 parts Complete Mature
Semua orang menunggu dengan dada berdegup kencang. Kabar yang berembus sejak semalam tentang badai yang mengamuk di tengah lautan, membuat masyarakat pesisir pantai dilanda kecemasan. Begitu juga dengan Sekar, anak perempuan Haji Zainal juragan kapal, dirundung kegelisahan. Ia tak bisa nyenyak tidur semalam, pikirannya terus saja melayang pada Azzam yang terombang-ambing di atas kapal. Saat mentari belum sepenuhnya terjaga, Sekar berlari menuju dermaga. Kakinya melangkah cepat. Gerimis dari sisa hujan semalam tak dihiraukannya. Panggilan Haji Zainal juga tak digubrisnya. Pelabuhan telah ramai orang menunggu dalam diam. Semua mata memandang ke arah lautan dengan tatap penuh pengharapan. "Cuaca sedang tidak bagus, Bang. Angin barat mulai datang." Sekar menjawab sambil merunduk saat Azzam berpamitan di halaman belakang. Azzam yang kala itu harus mengambil jaring di gudang belakang, tanpa sengaja bertemu dengan Sekar. "Doakan saja Abang, ya. Insya Allah tidak ada apapun yang akan terjadi." Suara Azzam bagai obat penenang bagi Sekar, gadis itu mengangguk perlahan. Ikhlas melepas kekasihnya pergi berlayar ke tengah lautan. Sekar sudah merapal doa sepanjang siang, bahkan hingga malam. Apalagi ketika hujan deras mulai turun disertai angin kencang, Sekar tak henti memutar biji tasbihnya, mendoakan sosok lelaki yang ia harap kelak menjadi imam dalam hidupnya. Sekar mengusap matanya yang basah. Matahari telah sepenuhnya menampakkan diri, membelai kulit Sekar yang mulai kemerahan. Banyak kapal yang sudah bersandar, tetapi kapal yang dinaiki Azzam belum keliatan ujung haluannya. Seseorang menepuk bahunya, ia menoleh. Haji Zainal telah berdiri di belakang Sekar menyusulnya. "Ayo, pulang, Nduk. Apa yang kau cemaskan?" Sekar tidak menjawab ajakan bapaknya, matanya tetap awas mengamati satu persatu perahu yang mulai menurunkan jangkarnya. Semua orang tersenyum penuh kelegaan, kecuali dirinya yang masih termangu di ujung dermaga menunggu kepulangan Azzam.
You may also like
Slide 1 of 10
Pelangi di Balik Hujan Rindu cover
Hujan dan Sebuket Dandelion cover
Askara Leonard (Re-Upload) [END] cover
Bintang Yang Kupanggil Ayah [HIATUS] cover
Laskar Pemimpi || NCT Dream (on going) cover
PEREMPUAN YANG MENCINTAI HUJAN cover
Jejak Luka Di Bawah Langit Senja cover
Lautan Fathaz cover
Angel To Raya (END) cover
Yang Pernah Patah cover

Pelangi di Balik Hujan Rindu

22 parts Complete

"Tidak semua cinta harus disuarakan. Tidak semua harap harus digenggam. Kadang, mencintai diam-diam adalah satu-satunya cara bertahan." Alia tidak pernah menyangka bahwa satu tatapan singkat di awal masa kuliahnya akan mengubah segalanya. Septian, lelaki dengan sorot mata tenang dan senyum yang jarang muncul, perlahan tumbuh menjadi pusat semesta kecil di dalam hatinya. Selama tiga puluh satu bulan, Alia menyimpan rasa itu sendiri. Dalam doa-doa sepertiga malam. Dalam senyum pura-pura. Dalam perasaan yang tak berani ia akui, bahkan pada dirinya sendiri. Namun ketika kedekatan itu mulai tumbuh, semesta justru menguji dengan luka lama, rasa minder, dan kenyataan bahwa tidak semua yang kita doakan bisa kita miliki. Ini adalah kisah tentang cinta diam-diam, perasaan yang tumbuh tanpa janji, dan perjuangan mencintai diri sendiri di tengah luka yang belum sembuh. Pelangi di Balik Hujan Rindu bukan sekadar romansa. Ia adalah perjalanan tentang harapan, kehilangan, dan keberanian untuk melepaskan... meski hati belum benar-benar rela.