SCRIPTOR

Febula, seorang penulis novel dengan dompet tipis dan nama yang belum dikenal, tengah berjuang menyelesaikan mahakaryanya. Namun, ditengah jalan Alur cerita yang sudah ia rancang matang tiba-tiba berbelok tajam, seolah ada kekuatan tak kasat mata yang ikut campur dalam karyanya. Deskripsi latar tiba-tiba berubah, dialog antar tokoh menjadi liar, dan kejadian-kejadian tak terduga bermunculan di setiap bab yang ia tulis.

Awalnya, Ula mengira ini hanyalah imajinasinya yang terlalu liar atau mungkin efek kurang tidur. Namun, semakin dalam ia menulis, semakin nyata pula kejanggalan itu terasa. Karakter-karakter yang ia ciptakan mulai bertindak di luar nalar yang ia berikan. Mereka memiliki keinginan sendiri, membuat keputusan yang tidak pernah ia tuliskan, bahkan berinteraksi satu sama lain tanpa campur tangannya.

Ketakutan dan kebingungan Ula mencapai puncaknya ketika ia menyadari bahwa apa yang ia tulis bukan lagi sekadar rangkaian kata di atas kertas. Dunia dalam novelnya terasa begitu hidup, dengan konsekuensi yang nyata. Ia mulai merasa ada dimensi lain yang terhubung dengan benang tintanya, sebuah realitas paralel di mana karakter-karakter yang ia buat benar-benar eksis.

Kini, Ula dihadapkan pada pertanyaan yang mengerikan:

bisakah ia mengendalikan kembali cerita yang telah lepas dari tangannya?

Ataukah ia hanya menjadi pengamat pasrah dari dunia yang ia ciptakan sendiri, dunia yang kini memiliki kehendaknya sendiri?

Dan yang lebih menakutkan, apa jadinya jika batasan antara dunia nyata dan dunia novel itu semakin menipis?