The Man With A Sword
  • Reads 337
  • Votes 28
  • Parts 4
  • Reads 337
  • Votes 28
  • Parts 4
Ongoing, First published May 09, 2015
Aku terlahir untuk menang. 

Mengalahkan beribu musuh, menjatuhkan mereka dengan senjata terbaikku. Untuk selalu memenangkan petarungan, itul


Namun entah kenapa, ketika aku jatuh, aku tidak mengira aku akan mampu bangkit lagi. Ketika aku pergi, aku tidak mengira aku akan kembali lagi. Ketika kau kehilangan sesuatu yang berharga, kau juga pasti tidak akan mengira akan mendapatkannya kembali. 

Aku benci untuk mengakuinya, tapi harus kukatakan bahwa aku telah terjatuh. Aku terjatuh, pergi, dan kehilangan segala hal yang berharga dalam hidupku. Aku melewati itu semua dengan harga diriku yang telah terbang jauh meninggalkanku seorang diri.

Mereke bilang, "Jika kau hidup karena sebuah pedang, kau juga akan mati karena sebuah pedang."

Aku mengijinkannya. Biarlah jika suatu hari aku juga akan mati karena sebuah pedang. Karena aku tahu, beribu tahun lama hidupku, tidak ada yang abadi. Tidak ada yang benar-benar suci. Tidak ada yang benar-benar kekal.

Jika aku melihat ke belakang, aku tahu aku akan melihat dendam dan amarah yang mendalam. Jika sebelumnya aku tidak mengira aku akan bangkit lagi, ternyata aku salah. 

Seperti yang kukatakan sebelumnya, aku terlahir untuk menang.

PERINGATAN: UNEDITED
Jika ada kesalahan penulisan atau frasa ambigu, tolong katakan. Agar segera diperbaiki. 

Copyright © 2015 All Rights Reserved.
All Rights Reserved
Sign up to add The Man With A Sword to your library and receive updates
or
#256future
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
RUBY ANDROMEDA  cover
Rafael Natha D. cover
I Wanna Be Antagonist (end) cover
SENANDUNG [END] cover
The Screet Life [On Going] cover
Become The Extras?! [BL] cover
TOPING BUMI cover
PEONY - Antagonist's Sex Slave cover
꒯꒤꒯ꋬ 𝐀𝐧𝐭𝐚𝐠𝐨𝐧𝐢𝐬 (On Going)  cover
JOANA, SHE IS AN EXTRAS  cover

RUBY ANDROMEDA

67 parts Ongoing

"Papa jelek." Itu dia, balita itu lah alasan nya. Alasan sang predator duduk tenang, dan menikmati celotehan tak jelas bocah mungil di pangkuan nya. "Perlu ku belikan kacamata, hm? Bahkan ketampanan ku bisa menghancurkan satu negara." "Jelek!" "Buta!" "Jelek!" "Buta!" "Lebih tampan Kak Jendla, wlee..." "Apa kau bilang!" °°°° Pembantaian keluarga konglomerat bermarga 'Lancester' menjadi hot news headline di portal berita online beberapa minggu terakhir. 'Mengerikan' itulah satu kata yang ada di dalam benak semua orang. Bagaimana tidak, seluruh anggota keluarga di temukan mati dalam keadaan tubuh terkoyak benda tajam. Karena tragedi itu lah, hidup Arbie sang korban sekaligus putri tunggal keluarga 'Lancester' berubah 180°.Dengan takdir tuhan, jiwa nya yang berumur 17 tahun berpindah ke raga balita yang baru menginjak usia 3 tahun. SUDAH TERBIT DALAM BENTUK BUKU DI PENERBIT NAWALARA.MEDIA !