Story cover for BATAS TAKDIR {On Going} by NayKiaa29
BATAS TAKDIR {On Going}
  • WpView
    Reads 142
  • WpVote
    Votes 45
  • WpPart
    Parts 23
  • WpView
    Reads 142
  • WpVote
    Votes 45
  • WpPart
    Parts 23
Ongoing, First published Apr 27
Darah menggenang di bawah tubuhku.
Dingin.
Sunyi.

Aku mencoba menarik napas, tapi paru-paruku terasa sesak. Tubuhku gemetar, kesadaranku mulai memudar. Ini bukan pertama kalinya aku merasakan kematian.

Bukan pertama kalinya.
Bukan terakhir kalinya.

Aku ingin berteriak, tapi suara yang keluar hanya bisikan samar. Tidak ada yang datang. Tidak ada yang menolongku.

Aku mati sendirian. Lagi.

"Kenapa... selalu begini...?" suaraku terdengar parau.

Langit di atasku mulai buram. Aku tidak bisa merasakan tubuhku lagi. Tapi sebelum segalanya gelap, aku melihatnya-sebuah simbol.

Terukir di tempat yang seharusnya tidak aku lupakan.
Muncul dalam setiap kehidupanku, tapi aku selalu gagal menyadarinya.

Kilasan wajah-wajah asing melintas di pikiranku.
Atau mungkin... mereka bukan asing sama sekali?

Seseorang berbisik di kepalaku. "Kau tidak boleh menyerah."

Aku ingin tahu...
Aku ingin ingat...
Aku ingin bebas.

Dan untuk itu, aku harus mengulang semuanya. Lagi.
All Rights Reserved
Sign up to add BATAS TAKDIR {On Going} to your library and receive updates
or
#10lifeanddeath
Content Guidelines
You may also like
EGLANTINE ㅡ'Na Jaemin' by bluesonblue
24 parts Complete
[Mohon baca deskripsi sampai habis] Sebuah fiksi yang terinspirasi dari kisah nyata° -- Sebuah cerita yang pastinya terasumsi sebagai "drama", 'berlebihan', 'dibuat-buat' kupastikan terlontar dalam otak, mulut, bahkan jari kalian. Tapi masih ingatkah kalian? Dunia ini menyimpan banyak cerita, kenangan, bahkan luka yang beragam. Aku tidak bisa mengatakan bahwa aku sangat menderita. Bahwasannya, masih banyak orang-orang yang mengalami peristiwa yang jauh lebih buruk dariku. Aku tidak bisa mengatakan bahwa aku sangat menyedihkan. Bahwasannya, masih banyak orang-orang yang bahkan hampir tidak sempat menikmati napas yang diberikan oleh Tuhan. Aku tidak bisa mengatakan bahwa aku sangat terpuruk. Bahwasannya, masih banyak orang-orang yang mempunyai kekurangan yang bahkan membuatnya ingin mengakhiri hidup. Aku juga tidak bisa mengatakan bahwa aku terlalu lemah. Bahwasannya, aku percaya akan anugerah yang Tuhan berikan selalu membuatku kuat. Aku. Kamu. Bahkan kalian. Pasti pernah mendapat luka yang bahkan hampir membunuh jiwamu. Membunuh semua pikiranmu. Membunuh semua kekuatan batin yang kamu pertahankan mati-matian. Tundukan wajahmu. Genggam tanganmu tepat didepan dadamu. Mulailah bercerita. Entah dengan menangis, terisak, berteriak, lakukanlah. Berceritalah pada Tuhan atas semua yang mengganggu jiwa dan pikiranmu atau bahkan batinmu. Dan percayalah, Tuhan tidak pernah tertidur. Semua ini akan aku rangkum. Dalam satu cerita. "EGLANTINE" From 2013 #100 najaemin 8/1/19 #1 xiaodejun 12/1/19 --- [Bahasa] Bahasa semi baku. Part 1-3 akan sangat membosankan. Jika berkenan, silakan langsung saja skip ke part selanjutnya jika kalian tidak akan bingung. ° By ©vanillabluez
You may also like
Slide 1 of 7
Larasati- Napas Dari Masa Lalu cover
My Hero Academia: Male reader cover
Extra Character of Novel cover
Villain Also Has A Reason [END] cover
Reincarnated as A Useless Duke's Eldest Son cover
Masuk Kedalam Komik BL [END] cover
EGLANTINE ㅡ'Na Jaemin' cover

Larasati- Napas Dari Masa Lalu

28 parts Complete

"Ada napas yang tertinggal di masa lalu. Larasati hanya perlu mendengarkannya." Larasati selalu merasa asing di dunia yang ia pijak-seperti ia pernah hidup di tempat yang berbeda, pada waktu yang tak bisa dijelaskan. Dalam diamnya, ia menyalakan lilin... dan dari nyala itu, masa lalu mulai berbicara. Suara-suara dari kehidupan sebelumnya datang perlahan: tentang seorang tabib wanita yang merawat bayi dan jiwa manusia, tentang putri seorang Tumenggung yang tak pernah dikenang sejarah, dan tentang lelaki bernama Raka yang jiwanya terasa begitu akrab. Saat ingatan mulai terungkap satu demi satu, Larasati harus memilih: melupakan semuanya... atau mengikuti bisikan yang menuntunnya pulang. Larasati: "Raka, aku merasa ada yang lebih dari sekadar lilin ini. Sepertinya, mereka membawa sesuatu yang lebih dalam... sesuatu dari masa lalu." Raka: "Aku merasakannya juga. Seperti kita pernah terhubung, meski kita tidak tahu bagaimana."