Dia menjijikkan, seharusnya dia menghapus darahku dengan kain dan air. Tapi lihat... dia menyesapi setiap inci jemariku tanpa rasa jijik. Seakan menikmatinya, ia bahkan menyesapi sembari menatapku lembut. Darah terus menerus mengalir dari kedua telapak tanganku. Namun rasa nyeri yang kurasakan tertutupi oleh kenikmatan yang kudapat dari hisapan lembut bibirnya.