Siluet Di Ujung Garis (BxB) - END
Devano, mahasiswa semester empat jurusan Arsitektur, dikenal perfeksionis sekaligus keras kepala. Setiap desain yang ia buat selalu berujung revisi. Hari-harinya dihabiskan di depan layar laptop, bergelut dengan garis, bentuk, dan warna-hingga tanpa sadar ia mengabaikan Nicole, pacarnya selama dua tahun. Hubungan yang dulu hangat kini retak, dan akhirnya benar-benar berakhir.
Kehilangan Nicole membuat Devano terpuruk. Ia kehilangan fokus, kreativitasnya menurun, dan tugas" desainnya makin berantakan. Hingga dosennya, Pak Ardan, memberikan peringatan tegas: jika semester ini ia gagal, Devano harus mengulang tahun depan. Namun, sang dosen memberinya jalan keluar, belajar dengan kakak tingkat bernama Jeandra, mahasiswa semester enam yang dikenal cerdas dan berbakat.
Devano menuruti saran itu. Awalnya, semua berjalan baik. Jeandra sabar, tegas, dan tahu cara mengarahkan Dev agar berpikir lebih matang dalam desain. Tapi perlahan, Dev mulai menyadari ada sesuatu yang berbeda dari Jeandra. Tatapan mata itu, perhatian yang terasa lebih dari sekadar teman, dan cara Jeandra memperlakukannya... terasa aneh.
Dev mencoba menepis pikiran buruknya. Namun semakin lama, godaan halus Jeandra semakin nyata. Dari candaan ringan hingga sentuhan kecil yang membuat jantung Dev berdebar tak karuan. Dev mulai berspekulasi mungkinkah Jeandra seorang gay?
Ketakutan itu membuat Dev menjauh. Ia mencoba menegaskan kembali jati dirinya dengan mendekati perempuan lain. Tapi anehnya, sekuat apa pun ia berusaha, bayangan Jeandra selalu muncul di kepalanya. Senyum itu, tatapan itu semuanya menghantui pikirannya.
Devano bingung. Ia tidak tahu sejak kapan perasaannya mulai berubah. Lelaki yang dulu begitu yakin akan orientasinya kini justru merindukan sosok yang sama sekali tak pernah ia bayangkan sebelumnya.
Dan dari sinilah semuanya dimulai kisah yang tak hanya menguji batas logika dan perasaan, tetapi juga keberanian mereka menghadapi keluarga, masa lalu, dan pandangan dunia luar.