SEPOTONG HATI YANG MENGUKIR DAN TERUKIR 
 9 parts Ongoing "Cinta tak pernah meminta izin, tapi pilihan selalu menuntut pengorbanan"--Mozza azna rayla
"azna kau sudah tau  sejak lama...... aku tak tau kenapa aku harus berada di pilihan sulit ini" kata ahnan putus asa
"kakak lebih tau, bakti pada guru itu adalah hal terbaik" kata azna sedikit bergetar dan menahan tangis
" tapi aku sama sekali tidak mencintainya" kata ahnan tegas
"kakak tau di dunia ini bukan cuma ada rasa, tapi juga ada pilihan" kata azna sedikit pelan
"  tapi , akuuu....." perkataan ahnan terpotong
"kalo memang ini adalah jalan terbaik, aku juga akan ikut senang (tersenyum sayu), assalamu'alaikum kk" 
azna pergi dengan sedikit berlari kecil sambil menyeka air matanya yg ternyata menetes tanpa perhitungan
Langkah kaki Azna menjauh, meninggalkan Ahnan terpaku di tempat.  Kata-kata Azna bergema di telinganya, menusuk hatinya seperti sebilah pedang.  Jalan terbaik?  Senang?  Itukah yang dirasakan Azna? Atau hanya sebuah topeng untuk menutupi luka yang sama dalamnya dengan jurang yang menganga di antara mereka?   Dia mencintai Azna,  cinta yang terpendam, terbungkam oleh rasa bakti dan kewajiban.
 
Bayangan wajah gurunya muncul di benaknya, sosok yang begitu dihormati, yang telah membimbingnya, yang telah memberikan segalanya.  Bagaimana mungkin dia bisa menolaknya?   perjodohan yang di buat oleh gurunya, Bagaimana mungkin dia bisa mengkhianati kepercayaan yang telah diberikan?  Namun,  bayangan wajah Azna, dengan air mata yang menggenang di matanya,  lebih menyayat. pilihan yang sulit,  dan rasa sakit. Ahnan sesak.di antara dua pilihan yang sama-sama menyakitkan.  Di antara cinta dan kewajiban,  di antara Azna dan gurunya,  dia tersesat dalam labirin dilema.  Langit di atasnya seakan turut berduka,  gelap dan mencekam,  mencerminkan keputusasaan yang menguasai hatinya.  Apakah ada jalan keluar dari belenggu ini?  
"Cinta terkadang hadir sebagai pilihan yang menyakitkan, di antara rasa yang tak terucap dan jalan yang tak tertemukan."--Ahnan keylan daneswara