---
Deskripsi Awal Cerita
Di sebuah sudut Jakarta yang sempit namun ramai, berdirilah sebuah bangunan yang oleh warga sekitar lebih sering disebut "kost elite gagal konsep" ketimbang rumah. Bangunannya bertingkat tiga, tapi tak ada satu pun dinding yang senada warnanya. Cat tembok luar kombinasi antara hijau lumut, ungu pastel, dan satu sisi yang anehnya dilapisi wallpaper motif bata palsu. Plang di gerbang bertuliskan: "Rumah Ceria Oniel & Indah. Tidak Terima Numpang Mandi."
Di dalam rumah ini, tinggal sepasang suami istri berusia 50 tahun, Oniel dan Indah, bersama sembilan anak mereka yang usianya membentang dari satu tahun sampai hampir dua puluh. Rumah itu tidak pernah sepi. Suara blender, teriakan rebutan remote, nyanyian tidak sinkron, sampai alarm yang entah mengapa berbunyi tiap pukul 03.45 pagi, semua bercampur membentuk simfoni kegilaan yang entah bagaimana terasa... normal bagi mereka.
Setiap anak punya dunia masing-masing. Lulu sibuk merekam podcast tentang teori konspirasi kulkas berbicara. Olla dan Ashel, si kembar beda menit, justru terlibat dalam "klub rahasia" yang isinya cuma mereka dan seekor burung mainan bernama Pak Rudy. Marsha mengelola "salon ilegal" di kamar belakang yang pelanggan tetapnya adalah adik-adiknya sendiri. Adel dan Katrin, si bocah 9 tahun, sedang membangun roket dari botol Aqua dan selotip. Oline dan Ribka, umur 4, sedang dalam fase menggambar mata di semua perabot rumah. Dan Ekin, si bayi 1 tahun, diduga memiliki kekuatan mengubah channel TV hanya dengan batuk.
---
Oline Manuel, gadis remaja yang ceria dan penuh energi. Namun, itu dulu-sebelum orang tuanya menjadi egois. Selama belasan tahun, Oline selalu mendengar orang tuanya bertengkar, dan itu terjadi hampir setiap hari. Tidak jarang benda-benda di rumah Oline menjadi korban karena dilempar dan pada akhirnya menimbulkan suara yang tidak menyenangkan.
Menangis? Rasanya Oline sudah tidak bisa menangis, air matanya telah habis sejak dulu. Ia yang dulu adalah gadis periang, sekarang seakan hanya seorang gadis remaja yang tidak memiliki emosi. Hatinya hampa, terlalu banyak memendam luka.
Hingga suatu malam, pertengkaran orang tuanya pada akhirnya membuat Oline muak. Setelah mendengar perkataan menyakitkan yang dilontarkan oleh keduanya, Oline yang selama ini diam, akhirnya membuka suara.
Pada akhirnya Oline memilih pergi dari rumah yang selama ini ia tinggali, rumah yang hanya sekedar sebuah bangunan, bukan rumah yang sebenarnya. Ia akhirnya memilih untuk tinggal di sebuah kost. Meskipun hidup sendiri, tetapi setidaknya di kost tersebut, Oline tidak merasa sendirian.
Karena akhirnya, Oline memiliki keluarga baru. Di kost itu, Oline memiliki 15 tetangga yang kelak menjadi sahabat sejati sekaligus keluarganya.
Mari ikuti cerita hidup Oline, dan menemani gadis itu mendapatkan kebahagiaannya!