Story cover for Kalau Kamu Pernah Ngerasa Sendiri: Masih Di Sini (HIATUS) by bli20phile_38
Kalau Kamu Pernah Ngerasa Sendiri: Masih Di Sini (HIATUS)
  • WpView
    Reads 93
  • WpVote
    Votes 21
  • WpPart
    Parts 9
  • WpView
    Reads 93
  • WpVote
    Votes 21
  • WpPart
    Parts 9
Ongoing, First published May 02
"𝐀𝐤𝐮 𝐛𝐮𝐤𝐚𝐧 𝐧𝐠𝐠𝐚𝐤 𝐦𝐚𝐮 𝐬𝐞𝐤𝐨𝐥𝐚𝐡. 𝐀𝐤𝐮 𝐜𝐮𝐦𝐚 𝐧𝐠𝐠𝐚𝐤 𝐛𝐢𝐬𝐚. 𝐃𝐚𝐧 𝐤𝐚𝐝𝐚𝐧𝐠...𝐡𝐢𝐝𝐮𝐩 𝐧𝐠𝐠𝐚𝐤 𝐧𝐠𝐚𝐬𝐢𝐡 𝐩𝐢𝐥𝐢𝐡𝐚𝐧."

   Marina Aristella Seraphic-atau Stella, gadis yang lebih sering dipanggil si orgil daripada namanya sendiri-menjalani hidup dalam rumah kecil yang sunyi, berdebu, dan penuh kenangan yang menggantung di langit-langit ruangan gelap.
   Sejak kehilangan kedua orang tuanya di usia lima tahun, Stella berhenti berjalan seperti anak-anak lainnya. Sekolah jadi sesuatu yang mustahil. Masa depan terasa asing. Hari-hari hanya diisi oleh sepi, isak tanpa suara, dan pertanyaan yang tak kunjung punya jawaban.
   Lewat catatan hariannya, Stella mengajakmu menyelami luka yang tak terlihat mata. Tentang tangis yang ditahan, tentang kehilangan yang tak sempat diucapkan selamat tinggal, dan tentang hidup yang harus terus berjalan... meski tak tahu harus ke mana.

   Ini bukan cerita tentang mereka yang kuat.
   Tapi tentang mereka yang tetap bertahan-walau dunia terus bilang, "kamu nggak bisa."
All Rights Reserved
Sign up to add Kalau Kamu Pernah Ngerasa Sendiri: Masih Di Sini (HIATUS) to your library and receive updates
or
#77angstwithhappyending
Content Guidelines
You may also like
Become an Extra or Main Character [END] by abcde_zzZZ
36 parts Complete
Sebuah pertanyaan. Bagaimana caranya untuk bahagia? . . . Seorang perempuan yang hidup tanpa kebahagaiaan, kini mendapatkannya dengan mudah. Caranya? Tidak ada. Kebahagiaannya itu lenyap seolah ditelan bumi sejak ia lahir dan membuka matanya. Kehidupannya yang miris sungguh sangat disayangkan. Tapi, satu kejadian yang ia anggap itu adalah awal kebahagiaannya adalah... Saat ayahnya sendiri yang mengambil nyawanya. Sebuah kebahagiaan yang perempuan itu dapatkan sekian lama, akhirnya lenyap lagi karena suatu hal yang kembali terulang. Dalam mimpinya, seorang gadis memberinya harapan dengan hidup bahagia bersama orang-orang yang akan mencintainya. Tapi itu pun kembali lenyap seakan kebahagiaan enggan untuk dimiliki oleh perempuan itu. • • • Apakah kehidupan keduanya ini bisa menebus penderitaannya? Jika bisa, bagaimana cara mempertahankannya? Dan jawabannya selalu, TIDAK. • • • " Katanya, kebahagiaan tidak bisa terus dimiliki. Layaknya roda berputar, semua hal bisa didapatkan, meski itu hal yang tidak diinginkan. Semua hal yang didapatkan tidak akan selalu hal baik. Baik di dunia manapun, hal baik tidak selalu tetap. Itu bukanlah hal yang kekal. Tidak perlu juga mencari apa itu kebahagiaan dan bagaimana cara mendapatkan kebahagiaan. Karena saat mensyukuri semua yang kita miliki, saat itu juga kita akan merasakan kebahagiaan dengan cukup." Ucap seseorang yang sudah terbiasa menerima kebahagiaan selama hidupnya dan tidak pernah tahu apa itu kesengsaraan. . . . ⚠️⚠️⚠️ →Cerita ini murni hasil imajinasi saya sendiri❗ →Tidak menerima plagiarisme dalam bentuk apapun❗ →Mohon maaf jika mungkin ada beberapa kata yang kurang tepat atau salah pengetikan, dan juga mungkin ada kesamaan dalam nama atau watak karakter. ⚠️⚠️⚠️ ♡♡♡
NOESIS  by Reisen_San
10 parts Ongoing
Setiap pagi dimulai dengan nada yang sama. Nada yang tidak asing, tapi juga tak pernah benar-benar diingat. Seperti dengung lembut yang tumbuh dari dinding, atau bisikan yang terlalu sopan untuk membangunkan siapa pun. Anak-anak terbangun perlahan. Mereka tahu kapan harus duduk, kapan harus tersenyum, dan kapan harus mengatakan "terima kasih" pada sesuatu yang tidak pernah mereka lihat. Langit tak pernah berubah. Lantai tak pernah berdebu. Hari-hari disusun rapi seperti barisan seprai yang terlipat. Tidak ada yang jatuh. Tidak ada yang hilang. Kecuali... sesuatu yang tidak pernah disebut. Di antara semua yang seragam, ada satu yang tidak persis cocok. Seorang anak perempuan yang terlalu tenang, terlalu sering diam di tengah keramaian, dan matanya-selalu mencari sesuatu yang tidak terlihat orang lain. Serene. Ia menulis hal-hal kecil di balik kertas tugas. Hal-hal yang tidak pernah diajarkan, dan tidak boleh ditanyakan. Ia mencatat kapan musik terasa sedikit lebih sendu, kapan suara langkah di lorong tidak cocok dengan jumlah kaki. Orang bilang Serene hanya anak yang suka berpikir. Anak yang tidak pernah nakal, tidak pernah melawan. Tapi mereka tidak tahu... diam itu kadang bukan berarti lupa, melainkan mengingat terlalu banyak. Dan pagi-pagi di tempat ini, yang seharusnya hangat dan tenang, perlahan mulai terdengar berbeda- bukan karena ada suara baru, tapi karena seseorang mulai benar-benar mendengarkan. *Update setiap jumat * *Aku butuh sebuah 🌟 agar mereka yang tak terlihat tidak mendekat *
You may also like
Slide 1 of 10
Elegi Rasa : Pergi cover
Become an Extra or Main Character [END] cover
Resital Sunyi (End) cover
Fragments Of A Lost Happiness cover
NOESIS  cover
STELLA (On Going) cover
Titik Koma; Sketsa (TERBIT - STORA) cover
Di Antara Tawa dan Tragedi  cover
GRIZLEN {On Going} cover
Let Me Love You Longer cover

Elegi Rasa : Pergi

30 parts Complete

Kadang menjadi begitu terlambat menyadari sesuatu akan membekaskan rasa sakit yang tak lekang oleh waktu. Saat cerita yang kelewat singkat dilalui menghantarkan pada sakit yang menghantui. Safir sudah merasakannya. Dua kali dalam hidup ia seperti dipermainkan rasa. Nila yang tak mau melihat. Dan Bianca yang pergi pada sesuatu yang tak terlihat. Ketika sepi melanda. Bukannya pada dunia yang luas, hanya pada dunianya sendiri yang tiba-tiba runtuh. Safir merasa begitu buruk di mata Bianca. Merasa begitu lelah di hadapan Nila. Dan malam itu, harusnya ia berusaha lebih keras. Saat si gadis berkata, "Aku pamit pulang, ya." Harusnya Safir membujuk lebih tegas. "Biar aku yang antar." Kenyataannya, Safir menjadi begitu terlambat. Saat rasa itu mulai tertambat. Hatinya justru sakit tanpa ada yang membebat.