Samarinda Setelah Hujan adalah sebuah cerita romantis yang mengisahkan pertemuan tak terduga antara dua remaja dari dunia yang berbeda. Arvino Daneswara, seorang anak tunggal yang tumbuh dalam keluarga elit, selalu merasa kesepian meskipun dikelilingi harta dan status. Di sisi lain, Nadira Dirgantara, seorang gadis yang dibebani kecemasan dan tekanan dari keluarganya yang sempurna, merasa terjebak dalam citra yang diciptakan oleh ayahnya, seorang politisi terkenal.
Ketika hujan deras mengubah suasana di Samarinda, takdir mempertemukan mereka di halte dekat SMA Angkasa Samarinda. Arvino, yang sering merenung sambil menulis puisi, dan Nadira, yang menghabiskan waktu menggambar di tengah hujan, tak pernah menyangka bahwa pertemuan sederhana ini akan mengubah hidup mereka. Sejak saat itu, keduanya mulai merajut hubungan yang penuh ketegangan, rahasia, dan saling pengertian.
Mereka menjadi kolaborator dalam proyek buletin sekolah, berinteraksi lebih sering di perpustakaan, dan berbagi kisah hidup mereka. Namun, perasaan mereka tak mudah tumbuh. Arvino terjebak dalam ekspektasi keluarganya yang dingin, sementara Nadira harus menghadapi kakaknya, Jevan, yang sangat melindunginya dan tak ingin melihatnya terjerumus ke dalam hubungan yang bisa merusak reputasi keluarga.
Seiring berjalannya waktu, keduanya mulai saling mengisi kekosongan dalam hidup mereka, namun juga harus menghadapi tantangan dari luar. Keputusan yang diambil oleh keluarga, terutama Jevan, mulai memengaruhi perasaan dan pilihan mereka. Dilema antara mengikuti hati atau memenuhi harapan keluarga menjadi pergulatan besar dalam kisah ini.
Cerita ini menggambarkan bagaimana dua jiwa yang terhubung oleh hujan dan seni berjuang untuk menemukan jati diri mereka di tengah tekanan dan ekspektasi keluarga. Pada akhirnya, apakah mereka akan menemukan jalan untuk bersama atau harus berpisah karena perbedaan yang tak dapat disatukan?