
Dua insan yang terikat hubungan, sang egois dan si bulol yang selalu mengusahakan apapun.
"Gue capek, El. Sama lo sakit, tapi kalo nggak sama lo lebih sakit."
Bukan lagi asmara, melainkan perangkap psikologis yang membuatnya abadi dalam kesengsaraan.
•
Keluarga yang seharusnya jadi sosok pelindung malah jadi ancaman bagi mimpinya.
"Udahlah ngapain kuliah, ngabisin uang aja! Mending bantu ibumu urus rumah."
•
Aruna. Si anak tengah yang telah lama menjadi tumbal bagi kedamaian yang semu. Ia adalah people pleaser sejati, mahir menyembunyikan lelah di balik senyum, dan terbiasa memilih beban alih-alih sayap mimpinya sendiri. Rumahnya bukan lagi pelabuhan, melainkan arena pacu yang menguras habis nyali.
Elzha. Magnet beracun yang mengklaim kekosongan Aruna sebagai miliknya. Ia menawarkan madu yang perlahan berubah menjadi rantai. Di tangan Elzha, Aruna tak hanya jatuh cinta, ia juga kehilangan akal sehat. Melayani setiap manipulasi, menelan setiap gaslighting, dan membenarkan setiap red flag sebagai bukti pengorbanan.
Ketika Elzha menuntut kepemilikan dan keluarga menuntut pengabdian, Aruna dihadapkan pada satu pertanyaan: Sampai kapan ia akan membiarkan orang lain menulis naskah hidupnya?All Rights Reserved1 part