Story cover for SEORANG KSATRIA YANG TERUS MENGULANG WAKTU by MidorimaSunardi
SEORANG KSATRIA YANG TERUS MENGULANG WAKTU
  • WpView
    Reads 3
  • WpVote
    Votes 0
  • WpPart
    Parts 2
  • WpView
    Reads 3
  • WpVote
    Votes 0
  • WpPart
    Parts 2
Ongoing, First published May 04
Prolog

Cahaya terang tiba-tiba melintas.

Enkrid nggak ngerti apa yang lagi terjadi.

Yang dia rasain cuma sakit-kayak ada besi panas banget yang ditusuk ke tenggorokannya.

Saat itu juga, dia sadar kalau armor kulit yang dia pakai sama sekali nggak ada gunanya.

Kesadarannya perlahan hilang, sementara cairan merah panas dalam tubuhnya keluar deras.

Lalu... dia buka mata lagi.

Hari baru pun dimulai.

Ini bukan mimpi.

Hal kayak gini udah kejadian berkali-kali sebelumnya.

Dia nggak tau kenapa bisa kayak gitu. Tapi terus aja terjadi.

*Ding-dang.*

Penjaga jaga pagi mukul panci pakai sendok besar, tandain kalau pagi udah mulai.

Pagi yang sama, tapi ini udah ketiga kalinya.

Waktu itulah Enkrid benar-benar sadar.

*"Lagi?"*

Kalau dia mati, dia bakal ngulang hari yang sama lagi.
All Rights Reserved
Sign up to add SEORANG KSATRIA YANG TERUS MENGULANG WAKTU to your library and receive updates
or
Content Guidelines
You may also like
WARISAN by metamorfosis2015
24 parts Complete
" bang....lu kenapa...?" tanya daru begitu melihat gue yang menghentikan pergerakan tangan ini dari menarik tali timba, mendapati pertanyaan daru tersebut, gue kembali menggerakan tangan ini untuk menarik tali timba " kenapa sih bang..." tanya daru kembali seraya beranjak bangkit dari kursi pendek tempatnya mencuci pakaian, dan sepertinya suasana hari yang mulai beranjak gelap telah membuat daru tidak ingin untuk berlama lama lagi berada di halaman belakang " enggak tau nih...seperti ada sesuatu yang tersangkut di ember timba ini..." mendengar jawaban gue tersebut, daru menunjukan ekspresi ketidakpercayaannya, dan kini dengan perawakan tubuhnya yang besar, daru mengambil alih tali timba yang berada di dalam genggaman tangan gue lalu menariknya secara perlahan " itu apa bang......?" tanya daru, diantara pandangan matanya yang menatap ke dalam lubang sumur yang gelap ....blupppp... Entah benda apa yang telah terjatuh ke dalam air di dalam sumur hingga menimbulkan suara yang menggema, tapi yang pasti seiring dengan terdengarnya suara gema tersebut, pergerakan tangan daru yang tengah menarik tali timba terlihat semakin ringan, hingga akhirnya ketika ember yang berada di ujung tali timba mencapai bibir sumur, gue dan daru hanya bisa saling berpandangan dalam benak tanya atas apa yang sebenarnya telah terjadi " lu tadi lihat kan bang...sebenarnya yang tadi tersangkut di ember ini, benda apa ya...?" tanya daru sambil memandang ke dalam sumur Sekelumit perbincangan kecil antara gue dan daru adalah sebuah bentuk ketidaksadaran kami dalam menangkap sebuah sinyal alam yang mencoba untuk memberikan kami sebuah jawaban atas misteri yang menyelimuti tempat tinggal kami...yaa...sebuah misteri yang akhirnya memberikan kami sebuah pelajaran bahwa ada sisi lain selain sisi kebahagian yang menyelimuti dari sebuah kata warisan
NOESIS  by Reisen_San
10 parts Ongoing
Setiap pagi dimulai dengan nada yang sama. Nada yang tidak asing, tapi juga tak pernah benar-benar diingat. Seperti dengung lembut yang tumbuh dari dinding, atau bisikan yang terlalu sopan untuk membangunkan siapa pun. Anak-anak terbangun perlahan. Mereka tahu kapan harus duduk, kapan harus tersenyum, dan kapan harus mengatakan "terima kasih" pada sesuatu yang tidak pernah mereka lihat. Langit tak pernah berubah. Lantai tak pernah berdebu. Hari-hari disusun rapi seperti barisan seprai yang terlipat. Tidak ada yang jatuh. Tidak ada yang hilang. Kecuali... sesuatu yang tidak pernah disebut. Di antara semua yang seragam, ada satu yang tidak persis cocok. Seorang anak perempuan yang terlalu tenang, terlalu sering diam di tengah keramaian, dan matanya-selalu mencari sesuatu yang tidak terlihat orang lain. Serene. Ia menulis hal-hal kecil di balik kertas tugas. Hal-hal yang tidak pernah diajarkan, dan tidak boleh ditanyakan. Ia mencatat kapan musik terasa sedikit lebih sendu, kapan suara langkah di lorong tidak cocok dengan jumlah kaki. Orang bilang Serene hanya anak yang suka berpikir. Anak yang tidak pernah nakal, tidak pernah melawan. Tapi mereka tidak tahu... diam itu kadang bukan berarti lupa, melainkan mengingat terlalu banyak. Dan pagi-pagi di tempat ini, yang seharusnya hangat dan tenang, perlahan mulai terdengar berbeda- bukan karena ada suara baru, tapi karena seseorang mulai benar-benar mendengarkan. *Update setiap jumat * *Aku butuh sebuah 🌟 agar mereka yang tak terlihat tidak mendekat *
You may also like
Slide 1 of 9
Kathréftis || End✓ cover
[END] When the Stars are Tired cover
Ex or New? [REVISI] cover
Haze And Shadows cover
Meneroka Jiwa 2 cover
Rumah Tanpa Pintu [ON GOING] cover
WARISAN cover
Heart Attack cover
NOESIS  cover

Kathréftis || End✓

68 parts Complete Mature

Raga hidup dalam dunia yang tak pernah benar-benar memahami dirinya. Ia tak peduli dengan bisikan atau tatapan penuh tuduhan. Yang ia tahu, hanya satu hal yang membuatnya bertahan-Abangnya. "Hidup Raga bukan untuk mereka, Bang. Raga cuma punya Abang." Bersama luka yang mengikat, ia berjalan di antara kenyataan dan bayang-bayang. Apakah ia yang terlalu pandai menyembunyikan sakitnya? Atau justru dunia yang memilih untuk tidak melihatnya? "Raga bukan orang gila." "Raga bukan pembunuh, Bang." Tapi apakah ada yang benar-benar percaya? ______________________ [BELUM REVISI!] #PLAGIAT DILARANG MENDEKAT!! #Karya ini murni hasil pemikiran saya sendiri... #Bila ada kesamaan nama tokoh Dll itu murni ketidak sengajaan... #Masih banyak Typo mohon maaf By:El