Friska Arsaline tidak sedang menjalani hidup-ia sedang bertahan. Bertahan dari hari-hari yang terasa semakin sempit, dari luka lama yang tak kunjung sembuh, dan dari cinta yang perlahan berubah menjadi belenggu.
Di balik wajah tenangnya sebagai anak magang di sebuah firma desain, Friska menyimpan kenyataan yang tak ingin diketahui siapa pun. Sebuah masa lalu yang ia kunci rapat, sebuah trauma yang masih hidup, dan hubungan dengan seorang kekasih yang penuh kata cinta tapi menghancurkan perlahan.
Saat satu per satu orang dari masa lalunya kembali hadir-termasuk Fadil, sahabat kecil yang nyaris ia lupakan-Friska dihadapkan pada pilihan: tetap tenggelam dalam diam, atau mulai melawan untuk menyelamatkan dirinya sendiri.
Namun, bisakah seseorang yang kehilangan suaranya, menemukan cara untuk bersuara kembali?
***
NOTED UNTUK PEMBACA!!
Sunyi di Dalam Diri adalah fiksi bergenre romansa gelap, psikologis, dan drama emosional, dengan tema berat seperti trauma seksual, hubungan toksik, dan kekerasan emosional. Beberapa adegan mungkin menjadi trigger, jadi jika kamu merasa tidak nyaman atau rapuh, pertimbangkan untuk melanjutkan.
Cerita ini berasal dari analisis, ditulis untuk memberi suara bagi mereka yang merasa terdiam, terperangkap, atau kehilangan arah dalam diri sendiri. Bukan tentang diselamatkan, tapi tentang bertahan, memahami, dan bangkit.
Jika ada bagian yang mengganggu atau terasa tidak pantas, kamu bisa chat aku langsung. Aku terbuka untuk mendiskusikan dan mungkin mengubah bagian tertentu demi kenyamanan bersama.
Terima kasih sudah membaca.
- Vlinder 🖤
#TantanganKacaya90h
Novel "Mahligai Sunyi":
Senja mulai menua di balik jendela kaca, membiaskan cahaya jingga yang merayap perlahan di sudut ruangan. Aku duduk dalam diam, menatap kosong pada cangkir teh yang tak lagi mengepul. Aroma melati yang biasa menenangkan kini terasa hambar di inderaku. Aku terjebak dalam pusaran pikiranku sendiri, menggenggam kenyataan yang pahit namun tak bisa kutolak.
Aku pernah percaya bahwa cinta adalah tentang memilih satu orang, bertahan dengannya dalam segala cuaca, dalam segala luka. Namun, kini aku mengerti bahwa terkadang, cinta juga berarti kehilangan-kehilangan harapan, kehilangan rasa percaya, bahkan kehilangan diriku sendiri dalam labirin luka yang diciptakan oleh seseorang yang seharusnya menjagaku.
Arion adalah cintaku, atau setidaknya pernah menjadi. Aku mempercayainya lebih dari yang seharusnya, mencintainya lebih dari yang pantas. Namun, cinta saja tidak cukup untuk mempertahankan sebuah rumah tangga. Tidak cukup untuk menghindarkanku dari rasa sakit yang berkali-kali ia hadiahkan. Tidak cukup untuk membuatnya berhenti mencari bahagia di tempat lain.
Aku telah memaafkan, berkali-kali. Aku telah memberi kesempatan, hingga tak tahu lagi batas dari kata "cukup." Tetapi, sampai kapan aku harus terus bertahan? Sampai kapan aku harus mengorbankan kebahagiaanku sendiri demi menjaga sesuatu yang terus menerus hancur?
Dan di sinilah aku, berdiri di persimpangan. Antara bertahan dengan luka atau pergi dengan sisa-sisa keberanian yang kupunya.
Aku tidak tahu bagaimana akhir dari kisah ini. Yang kutahu, aku hanya ingin menemukan kembali diriku yang telah lama hilang.