Christian adalah seseorang yang selalu tampak berbeda. Tidak hanya karena tinggi dan penampilannya yang selalu rapi, tapi juga karena ada sesuatu yang tenang dalam dirinya-sesuatu yang membuat orang merasa nyaman hanya dengan berada di dekatnya. Senyumnya, sederhana namun memikat, dan matanya yang selalu tampak seolah menyimpan banyak cerita yang tak pernah ia ungkapkan. Dia seperti langit yang luas, sulit dijangkau namun selalu ada, memberi kedamaian tanpa banyak kata.
Jeya, di sisi lain, bukanlah sosok yang istimewa di mata banyak orang. Dia hanya seorang remaja biasa dari Jogja, yang datang ke Makassar untuk beberapa bulan dengan perasaan yang tak tahu harus diarahkan kemana. Dia tidak punya banyak teman, tidak banyak yang tahu siapa dia sebenarnya. Namun, ada satu hal yang tak bisa disembunyikan: Jeya tidak bisa berhenti memikirkan Christian. Sejak pertama kali bertemu di tahun 2019, saat ia merasa asing di tengah kota yang baru, Christian adalah satu-satunya yang menyambutnya dengan senyuman tulus dan perhatian yang tanpa pamrih.
Saat pertama kali bertemu, Jeya hanya bisa terpaku melihat cara Christian berbicara, tertawa, dan yang lebih dari itu, cara Christian memperlakukannya. Semua itu meninggalkan jejak yang dalam, meski Jeya tahu betul ada hal yang tak bisa ia capai-perbedaan yang begitu jelas dan tak bisa diabaikan. Kalung rosario yang selalu melingkar di leher Christian mengingatkan Jeya akan batasan-batasan yang tak bisa dilangkahi. Tapi meskipun begitu, Jeya tak bisa mengendalikan hatinya yang terus berharap, entah bagaimana, suatu hari perasaan itu bisa membawanya lebih dekat.
Dulu, mereka adalah satu. Tujuh saudara yang lahir di bawah langit yang sama, bersinar bersama dalam satu rasi. Tapi takdir mencabik mereka menjadi dua dunia yang berbeda. Rajendra, sang sulung, harus bertahan seorang diri menghidupi tiga adiknya yang hidup dalam kerasnya perjuangan, sementara tiga lainnya tumbuh dalam kenyamanan yang jauh berbeda.
Di tengah keremangan waktu, luka lama kembali menganga ketika pertemuan yang tak terduga memaksa masa lalu untuk berbicara. Rajendra menatap mereka bukan sebagai keluarga, melainkan sebagai bayangan dari takdir yang kejam. Dengan setiap tanya dalam hatinya, ia bertanya-tanya-bisakah hubungan yang dulu utuh itu benar-benar pulih, atau justru semakin hancur?
"𝘋𝘶𝘭𝘶 𝘬𝘪𝘵𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘴𝘪𝘯𝘢𝘳 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘴𝘢𝘵𝘶 𝘳𝘢𝘴𝘪. 𝘛𝘢𝘱𝘪 𝘴𝘢𝘢𝘵 𝘵𝘢𝘬𝘥𝘪𝘳 𝘮𝘦𝘯𝘤𝘢𝘣𝘪𝘬 𝘬𝘪𝘵𝘢, 𝘮𝘢𝘴𝘪𝘩 𝘣𝘪𝘴𝘢𝘬𝘢𝘩 𝘬𝘪𝘵𝘢 𝘬𝘦𝘮𝘣𝘢𝘭𝘪 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘢𝘵𝘶?"
Sebuah kisah tentang perjuangan, kehilangan, dan pertanyaan mendalam tentang arti keluarga. Mampukah luka yang telah lama tersembunyi disembuhkan, atau akankah perbedaan yang tak termaafkan terus membayangi langkah mereka?