Diusir dari rumah mewahnya karena tuduhan yang tak pernah ia lakukan, Freya Wijaya kehilangan segalanya dalam satu malam, nama, tempat pulang, dan keyakinan bahwa keluarga melindungi. Tapi di balik dinginnya malam dan kejamnya pengkhianatan, seorang wanita dari masa lalu yang terhapus muncul: Grachia Wijaya, "Tante" yang dibuang lebih dulu, kini hidup dalam bayang-bayang sebagai penguasa dunia bawah kota.
Dua tahun berlalu, dan Freya tumbuh bukan sebagai korban, tapi sebagai sosok yang bahkan kegelapan pun segan menyebut namanya: Spawn of the Abyss. Bersama Grachia-Queen of the Underveil-ia mengukir jejak berdarah di antara celah-celah dunia kejahatan, menjadikan rasa sakit masa lalu sebagai bahan bakar kekuatan barunya.
Namun di balik senyum manja dan bisikan "Mommy~" yang hanya dimengerti mereka berdua, tersimpan relasi yang lebih dalam dari sekadar pelindung dan pelindung. Sebuah hubungan rumit antara luka lama, rasa memiliki, dan sisi gelap manusia yang tak lagi ingin diselamatkan.
Ini bukan kisah penebusan. Ini kisah pembalasan, penguasaan, dan cinta yang tak tahu caranya jadi baik.
Ketika cinta yang tumbuh dari seseorang di balik panti asuhan dengan wanita yang tumbuh dengan segala kemewahan.
Takdir mempertemukan keduanya di SMA Taruna Bangsa-tempat di mana status sosial menjadi pembatas tak terlihat. Dari pertemuan sederhana itu tumbuh rasa yang tulus, tapi juga luka yang perlahan menguji kekuatan cinta mereka.
Mereka berdua belajar bahwa cinta tidak memandang harta, tapi dunia di sekitar mereka belum tentu bisa menerima hal itu. Apakah cinta bisa tetap bertahan saat harus berhadapan dengan perbedaan yang begitu besar? Ataukah mereka harus belajar melepaskan demi kebahagiaan masing-masing?