7 parts Ongoing Aerish selalu tahu tempatnya. Sebagai pembantu, dia tidak pernah berharap lebih di rumah besar tuannya itu. Dia hanya perlu bekerja, menunduk, dan tidak membuat masalah. Tapi ketika anak majikannya itu pulang setelah tiga tahun di luar negeri menjadi lebih liar, lebih gelap, lebih berbahaya, kehidupan Aerish tidak lagi sama.
Jaegar Elano Asher, dengan tatapan tajamnya, aura badboy-nya yang gila, dan dominasi yang menyesakkan, selalu mengawasinya. Seakan dia hanya mainan yang bisa dipermainkan kapan saja.
Tapi Aerish bukan boneka. Dia menolak tunduk.
Dan ketika dia menantang Jaegar, percikan api itu akhirnya menyala, membakar mereka berdua dalam permainan yang tak seorang pun bisa memenangkannya.
Karena Jaegar menginginkan kendali, dan Aerish menolak dikendalikan. Permainan berakhir ketika salah satu dari mereka jatuh.
"Lo yakin?" Suara Jaegar penuh kesombongan, penuh tantangan. "Mau main api sama gue?" ucapnya kemudian, menatap iris tajam milik Aerish yang tak ada takut-takutnya sedikitpun menatapnya.
Aerish menatapnya tajam, jari-jarinya mengepal di sisi tubuhnya.
"Gue gak ada minat untuk main-main sama lo. Gue di sini kerja, cari uang-"
"Dan cari masalah sama gue," senyum cowok itu semakin lebar-gelap, licik, berbahaya.
"Stres lo?"
"Bagus," timpalnya, tangannya mencengkeram dagu Aerish, memaksanya menatap langsung ke dalam matanya yang seperti bara api.
"Gue suka mainan yang bisa melawan," seringainya semakin jelas.