Story cover for Cinta Tak Bersyarat by ElaWiko
Cinta Tak Bersyarat
  • WpView
    Reads 240
  • WpVote
    Votes 24
  • WpPart
    Parts 1
  • WpView
    Reads 240
  • WpVote
    Votes 24
  • WpPart
    Parts 1
Ongoing, First published May 09
Berawal dari cinta pada pandangan pertama. Ketika pertama kali Aku melihat sosok LingLing Kwong yang begitu sempurna dan dipuja banyak pasang mata. Aku adalah Orm Kornnaphat, seorang gadis belia yang diam-diam menyimpan perasaan kepada LingLing. Harus berjuang sendirian untuk mengungkapkan perasaan yang selama ini tersimpan dalam-dalam.
All Rights Reserved
Sign up to add Cinta Tak Bersyarat to your library and receive updates
or
#33ormkornnaphat
Content Guidelines
You may also like
Eyes That Never Looked Back I LingOrm [Bahasa Indonesia] by shazzy1612
48 parts Complete Mature
DISCLAIMER Cerita ini sepenuhnya fiksi. Tidak ada hubungannya dengan kejadian, individu, atau entitas di dunia nyata, baik yang masih hidup maupun yang telah tiada. Kesamaan apa pun hanyalah kebetulan belaka dan tidak disengaja. Ling Ling Kwong & Orm Kornnaphat, tentu saja, adalah gadis-gadis yang luar biasa dan tidak seperti karakter yang digambarkan dalam fanfiksi ini. Ingat, ini hanyalah fanfiksi! Selamat membaca! **Semua foto dikreditkan kepada pemiliknya masing-masing. Prolog Pertama kali Ling bertemu Orm, usianya enam tahun. Ia bersembunyi di balik kaki ibunya di sebuah kafe yang ramai, penuh dengan aroma kopi segar yang menyelimuti udara. Itu adalah tempat favorit orang tuanya, meski Ling sendiri jarang memperhatikannya-hingga hari itu tiba. Orm, seorang gadis kecil dengan celemek yang kebesaran, berdiri di belakang meja kasir dengan bertumpu pada ujung jari kakinya, menyusun paket gula dengan penuh konsentrasi. Ia mendongak, menatap mata Ling, lalu tersenyum lebar. "Mau bantu?" tanya Orm, sambil menyodorkan satu paket gula. Ling ragu. Ia belum pernah diajak melakukan hal yang begitu biasa sebelumnya. Tapi nada hangat dalam suara Orm terasa berbeda dari sapaan sopan yang biasa ia dengar. Sejak saat itu, Ling dan Orm tak terpisahkan. Perbedaan di antara mereka tak pernah menjadi masalah. Ling dengan gaun desainer dan mobil antar-jemputnya, sementara Orm dengan pakaian sederhana, selalu beraroma kopi dan roti panggang hangat. Mereka membangun dunia mereka sendiri di dalam kafe kecil itu, berbagi rahasia, impian, dan tawa. Tapi ada hal-hal yang tak pernah terucap. Orm tak pernah memberitahu bahwa jantungnya selalu berdegup kencang setiap kali Ling tersenyum padanya. Dan Ling? Ia tidak menyadari apa pun. Ia percaya bahwa takkan ada yang berubah di antara mereka. Hingga hari saat ia jatuh cinta pada orang lain.
You may also like
Slide 1 of 8
If Only.. (Seandainya..) I LingOrm cover
HER HONOR | LINGORM cover
Sanguine Rosé cover
Eyes That Never Looked Back I LingOrm [Bahasa Indonesia] cover
AURA !!! (Ormling x lingorm) cover
In Your Silence, I Found Home cover
BROKEN (LINGORM) | END cover
 The Secret Of Love(lingorm) cover

If Only.. (Seandainya..) I LingOrm

34 parts Complete Mature

DISCLAIMER Cerita ini sepenuhnya fiksi. Tidak ada hubungannya dengan kejadian, individu, atau entitas di dunia nyata, baik yang masih hidup maupun yang telah tiada. Kesamaan apa pun hanyalah kebetulan belaka dan tidak disengaja. Ling Ling Kwong & Orm Kornnaphat, tentu saja, adalah gadis-gadis yang luar biasa dan tidak seperti karakter yang di gambarkan dalam fanfiksi ini. Ingat, ini hanyalah fanfiksi! Selamat membaca! **Semua foto dikreditkan kepada pemiliknya masing-masing. Prolog Seandainya Orm tidak pernah menerima taruhan itu. Seandainya dia memilih pergi. Tapi dia tidak melakukannya. Dan sekarang, semuanya sudah terlambat. Apa yang awalnya hanya permainan berubah menjadi satu-satunya cinta yang benar-benar dia inginkan. Tapi bukannya mempertahankan, dia malah melepaskannya-tidak, dia mendorongnya pergi. Dia menyakiti Ling sebelum Ling bisa merasakan sakit karena dirinya. Bertahun-tahun kemudian, takdir mempertemukan mereka lagi. Tapi Ling sudah berubah-dingin, jauh, tidak lagi seperti gadis yang dulu pernah mencintainya. Orm ingin memperbaiki segalanya. Dia ingin mengatakan yang sebenarnya. Tapi waktunya hampir habis. Dan beberapa hal tidak bisa diperbaiki.