5 parts Ongoing Sera, seorang gadis muda yang selalu menemukan kebahagiaannya dalam keramaian dan interaksi sosial, perlahan menyadari bahwa ia telah mengorbankan kebahagiaan pribadinya demi orang lain. Sejak kecil, ia percaya bahwa kebahagiaan sejati datang dari dikelilingi oleh banyak orang, dari menjadi pusat perhatian, dan dari memberikan segala yang ia miliki untuk menyenangkan orang-orang di sekitarnya. Namun, keyakinan itu mulai runtuh ketika ia merasakan pahitnya kenyataan bahwa sebagian besar dari "teman-teman" itu hanya datang saat mereka membutuhkan, meninggalkan Sera sendirian saat badai kehidupan menerjang.
Kesendirian yang ia rasakan di tengah keramaian menjadi lebih menyakitkan daripada kesendirian yang sesungguhnya Dalam keputusasaan, Sera teringat akan nasihat ibunya: "Setiap masa pasti ada orangnya; dan setiap orang pasti ada masanya." Nasihat ini, yang dulu hanya ia anggap sebagai kalimat bijak biasa, kini mulai menemukan makna yang mendalam. la mulai bertanya-tanya, apakah masanya untuk belajar mencintai diri sendiri telah tiba? Apakah orang yang paling penting di dalam hidupnya adalah dirinya sendiri?
la menarik diri sejenak dari hiruk pikuk, mencoba memahami siapa dirinya tanpa label-label yang diberikan orang lain. la belajar mengatakan "tidak" tanpa rasa bersalah, menetapkan batasan, dan memprioritaskan kesehatan mentalnya. Proses ini tidaklah mudah. Ada rasa takut kehilangan, rasa bersalah, dan kecanggungan di awal. Namun, dengan setiap langkah kecil, Sera menemukan secercah cahaya.
la mulai melakukan hal-hal yang dulu ia tunda demi orang lain: membaca buku yang ingin ia baca, menjelajahi tempat baru sendirian, dan menulis jurnal untuk mencurahkan isi hatinya. Dalam kesendirian yang ia peluk, ia menemukan sebuah keheningan yang menyembuhkan, sebuah kedamaian yang tak pernah ia rasakan sebelumnya. la menyadari bahwa "kita hanya membutuhkan keheningan untuk mempertahankan jiwa yang waras, di tengah dunia yang sangat keras."