Story cover for Di Balik Pintu by AuthorPutz
Di Balik Pintu
  • WpView
    Reads 4
  • WpVote
    Votes 1
  • WpPart
    Parts 1
  • WpView
    Reads 4
  • WpVote
    Votes 1
  • WpPart
    Parts 1
Ongoing, First published May 12
Hari-hari terasa datar. Sekolah cuma jadi tempat singgah yang sepi makna. Aku duduk, diam, ngerjain tugas, lalu pulang. Semua orang ngira aku baik-baik aja. Tapi dalam diri aku, ada sesuatu yang retak.

Kai selalu muncul di saat aku paling ngerasa kosong. Kayak sekarang. Aku duduk di pojok kelas, menatap jendela yang buram kena gerimis.

"Kai, kenapa lo masih di sini?" suaraku nyaris pelan. "Gue nggak butuh siapa-siapa."

Dia duduk di sampingku. "Lo pikir gue bakal pergi? Gue tahu lo capek. Tapi gue nggak akan ninggalin lo."

Aku nggak langsung jawab. Udara di sekitar kami dingin, tapi dada aku yang lebih sesak. Kata-katanya, tatapannya—semuanya terlalu jujur buat aku hindari.


---

Malamnya, aku susah tidur. Pintu itu—pintu kenangan—masih berdiri di kepalaku. Dan tiap aku coba nutupin, perasaanku makin memberontak.

Tiba-tiba, ada ketukan di pintu kamar.
Kai muncul, ngasih kotak kecil hitam.
"Ini kunci buat buka apa yang lo tutupin."

Aku buka kotaknya. Kunci. Kecil. Tapi berat.
"Lo nggak harus sendirian," katanya pelan. "Kalau lo buka pintu itu, gue ikut masuk."

Aku diem. Takut. Tapi juga... lega. Dan malam itu, aku mulai mikir: mungkin udah waktunya berhenti lari.


---
All Rights Reserved
Sign up to add Di Balik Pintu to your library and receive updates
or
Content Guidelines
You may also like
Xagala by FanisaSibarani
14 parts Complete
Sosok yang tampaknya lahir ke dunia hanya untuk menghancurkan apa pun yang ia sentuh. Xakia tidak pernah bisa melupakan bagaimana tatapan mata itu berubah menjadi sesuatu yang lebih mengerikan pada malam jembatan. Bagaimana ia hampir kehilangan segalanya. Dan bagaimana semuanya berakhir dengan satu pukulan keras satu hantaman yang membungkam monster itu. Gala, pria yang muncul entah dari mana, adalah sosok yang penuh misteri. Setelah malam itu, Xakia mulai melihatnya lebih sering. Selalu di tempat-tempat yang tidak seharusnya ia ada. Selalu dalam situasi yang tidak bisa dijelaskan. Seolah-olah ia adalah bayangan yang mengikuti Xakia, seseorang yang tahu lebih banyak dari yang seharusnya. Sekarang, di bawah hujan yang mengguyur tanpa henti, mereka kembali bertemu. Xakia menatap Gala dengan mata yang penuh pertanyaan. "Kenapa kau selalu muncul? Apa yang kau inginkan dariku?" Gala menghela napas, menyapu rambut basahnya ke belakang. "Aku tidak menginginkan apa pun." Suaranya tenang, tapi ada sesuatu di baliknya sesuatu yang tidak Xakia mengerti. "Lalu kenapa kau memukulnya?" Xakia menatap tubuh yang tak bergerak di tanah, darahnya bercampur air hujan, mengalir menuju lubang drainase di pinggir jalan. Gala tidak langsung menjawab. Ia hanya menatap tubuh itu sejenak, lalu berbalik menghadap Xakia. "Karena jika aku tidak melakukannya, kau tidak akan pernah bisa lari." Ketegangan di antara mereka begitu pekat, seolah udara sendiri menahan napas. Lalu, sirene polisi mulai terdengar di kejauhan. Lampu merah dan biru berpendar di balik rintik hujan. Gala menatap Xakia dalam-dalam. "Kita harus pergi. Sekarang." Dan tanpa menunggu jawaban, ia menarik tangan Xakia, membawa gadis itu pergi dari malam yang akan mengubah hidup mereka selamanya.
Kakti by RezaOhany
8 parts Ongoing Mature
"Pisau Bernama Keluarga" Bagiku, keluarga adalah pisau kecil. Tajamnya tak terlihat, tapi lukanya dalam. Ia tak menebas, hanya menyayat pelan-cukup untuk membuatku berdarah tanpa tahu dari mana perihnya berasal. Orang lain menyebutnya tempat pulang. Tapi aku menyebutnya tempat pertama kali aku belajar bagaimana rasanya tak dianggap. Mereka bilang cinta tak perlu diucapkan, cukup dirasakan. Tapi bagaimana bisa aku merasakan sesuatu yang bahkan bayangannya pun tak ada? Mama, Papa... Aku berdiri di depan kalian, tapi kalian menatap tembus pandang. Aku bicara, tapi yang kalian dengar hanya kesalahan masa lalu. Dan malam-malam sepi seperti ini, aku cuma ingin tahu: Jika keluarga adalah luka, Apakah sembuh berarti menjauh? Atau... harus kuanggap mereka hanya mimpi buruk yang belum selesai Di ulang tahunnya yang ke-20, Arabella hanya ditemani hujan, kue pink, dan sebuah kaktus kecil bernama Momo. Tak ada ucapan, tak ada pelukan. Hanya sunyi yang menggema di kamar kosong. Ia bukan sedang patah hati karena cinta. Tapi karena rumah yang tak lagi menjadi rumah. Karena keluarga yang semakin jauh, bahkan untuk sekadar menyimpan nomornya pun tak sudi. "Apakah satu pelukan dari mama dan papa terlalu sulit untuk diberikan?" Di dunia yang terus berjalan, Arabella terjebak dalam labirin luka dan rindu yang tak berbalas. Tapi ia masih bertahan-untuk membuktikan, ia lebih kuat dari yang mereka kira. Satu malam, satu tangis, satu jiwa yang mencoba bangkit. Selami kisah Arabella. Sebuah cerita tentang kehilangan, harapan, dan keberanian untuk tetap hidup meski dunia terasa hampa.
59 Day [On Going] by _dyrrr
4 parts Complete
Menceritakan tentang kisah cinta Keyra yang hanya bertahan 59 Hari. Di suatu sore yang mendung dan langit yang gelap, hujan deras turun menimpa tanah, terlihat di sebuah halte bus sepasang kekasih sedang berteduh di sana menunggu hujan deras itu reda. Tetesan hujan yang jatuh dari atap halte bus membentuk irama yang monoton, sementara tatapan mata mereka saling membeku. "Key.. Ayo putus." Ucapan itu secara tiba-tiba keluar dari mulut pria berbadan tinggi itu, dengan nada serius yang menusuk hati. Key mengarahkan pandangan ke wajah pria di sebelahnya, terdiam membeku, seakan-akan waktu berhenti sejenak. Ia tidak percaya apa yang baru saja ia dengar, dan ia terdiam seakan tak bisa berkata apa-apa. "Menurut gue, kita emang ga cocok dari awal." Pria itu menambahkan, suaranya tetap datar, tanpa emosi. Kata-kata itu seperti pisau yang menusuk hati Key, membuatnya merasa seperti kehilangan arah. "Putus? Apa itu keputusan terbaik yang kamu pikir?" Tanya Key dengan suara bergetar, matanya mulai berkaca-kaca menahan tangis. Dada nya terasa sesak, seperti ada beban berat yang menindih. "Hm" singkat sang lawan bicara, ia juga tampak gusar, tidak tahu harus berbuat apa. Setelah keduanya terdiam beberapa saat, pria itu menghela nafas, lalu mulai berjalan pergi dari halte bus, meninggalkan Key sendirian. Hujan sederas apapun tidak menghentikan langkahnya. Ia membiarkan air hujan membasahi wajahnya, seperti ingin membersihkan dirinya dari segala kenangan. Sementara itu, Key tetap berdiri di halte bus, meneteskan air mata melihat pundak pria tinggi itu yang menjauh. Masih tidak percaya apa semua ini benar-benar berakhir? Key bertanya pada dirinya sendiri, sambil menatap sosok yang semakin menjauh. jangan lupa follow author support, dan komen jika ada kesalahan, kekurangan, dan ketidak nyambungan dalam cerita. *cerita pertama author^^ noted : 80% scene keyra dan kenzy berdasarkan kisah nyata.
Mahligai Sunyi by AetherSerl
28 parts Complete Mature
Novel "Mahligai Sunyi": Senja mulai menua di balik jendela kaca, membiaskan cahaya jingga yang merayap perlahan di sudut ruangan. Aku duduk dalam diam, menatap kosong pada cangkir teh yang tak lagi mengepul. Aroma melati yang biasa menenangkan kini terasa hambar di inderaku. Aku terjebak dalam pusaran pikiranku sendiri, menggenggam kenyataan yang pahit namun tak bisa kutolak. Aku pernah percaya bahwa cinta adalah tentang memilih satu orang, bertahan dengannya dalam segala cuaca, dalam segala luka. Namun, kini aku mengerti bahwa terkadang, cinta juga berarti kehilangan-kehilangan harapan, kehilangan rasa percaya, bahkan kehilangan diriku sendiri dalam labirin luka yang diciptakan oleh seseorang yang seharusnya menjagaku. Arion adalah cintaku, atau setidaknya pernah menjadi. Aku mempercayainya lebih dari yang seharusnya, mencintainya lebih dari yang pantas. Namun, cinta saja tidak cukup untuk mempertahankan sebuah rumah tangga. Tidak cukup untuk menghindarkanku dari rasa sakit yang berkali-kali ia hadiahkan. Tidak cukup untuk membuatnya berhenti mencari bahagia di tempat lain. Aku telah memaafkan, berkali-kali. Aku telah memberi kesempatan, hingga tak tahu lagi batas dari kata "cukup." Tetapi, sampai kapan aku harus terus bertahan? Sampai kapan aku harus mengorbankan kebahagiaanku sendiri demi menjaga sesuatu yang terus menerus hancur? Dan di sinilah aku, berdiri di persimpangan. Antara bertahan dengan luka atau pergi dengan sisa-sisa keberanian yang kupunya. Aku tidak tahu bagaimana akhir dari kisah ini. Yang kutahu, aku hanya ingin menemukan kembali diriku yang telah lama hilang.
You may also like
Slide 1 of 10
Dalam Diam, Aku Menjagamu cover
Xagala cover
tentang sebuah rasa cover
Kakti cover
Dalam Bayangan Ketakutan: Kumpulan Kisah cover
Tentang Lionel : Cerita dari Catherina cover
59 Day [On Going] cover
Mahligai Sunyi cover
Entwined by fate || BXB cover
The Silence That Shaped Me cover

Dalam Diam, Aku Menjagamu

16 parts Ongoing

Malam merangkak pelan, membawa serta dingin yang menembus sampai ke tulang. Di luar jendela tua itu, hujan turun perlahan seperti mengenali duka yang belum sempat pulih. Dan di dalam ruangan itu, ia duduk-diam, namun tidak tenang. Arlya Dhevani. Perempuan dengan tatapan setegar karang, namun menyimpan luka seperti lautan dalam. Tidak ada pelukan yang pernah ia minta, tidak ada bahu yang ia harapkan. Ia membiasakan diri untuk menjadi utuh sendirian, sebab dunia tak pernah benar-benar ramah pada hati yang lemah. Tiga tahun lalu, seseorang merenggut kenyamanan hidupnya. Sejak itu, ia menanam prinsip: jangan percaya siapa pun. Maka ketika semua orang menyerah padanya, Arlya bangkit. Dengan tangan sendiri, ia bangun dinding yang tak terlihat. Satu-satunya yang tersisa kini adalah dirinya sendiri-dan dendam yang ia lipat rapi dalam dada. Tapi di sisi lain kota, seorang pria berdiri di balik kabut jendela. Matanya memandangi rumah sederhana itu. Tidak pernah sekalipun ia mendekat. Tidak pernah sekali pun ia bicara. Namun, tidak juga ia pergi. Ia hanya berdiri-di sana-dalam diam. Menjaga. Mendoakan. Mengintai dari bayangan. Dan jika Arlya tahu bahwa dia masih hidup... apa yang akan ia lakukan?