Story cover for [Joss x Gawin] Vade Retro Satana! by ditulisolehame
[Joss x Gawin] Vade Retro Satana!
  • WpView
    Reads 166
  • WpVote
    Votes 17
  • WpPart
    Parts 1
  • WpView
    Reads 166
  • WpVote
    Votes 17
  • WpPart
    Parts 1
Ongoing, First published May 12
[COMPLETE]

Lagi-lagi kenangan itu muncul di waktu yang tidak tepat dan Joss harus menguburnya dalam doa-doa. Tubuhnya kini telah penuh dengan roh kudus dan ia bisa merasakan energi spiritualnya meledak-ledak. Di tengah-tengah kamar Joss menutup mata lahirnya, merentangkan tangan seperti tengah disalib, dan memicingkan seluruh indra secara bersamaan untuk membangkitkan penglihatan batinnya. Rohnya menelusuri jejak ruang dan waktu yang berbeda, mencari-cari petunjuk dari seluruh memoar yang ditinggalkan oleh kota ini. Lalu Joss mulai melihat berkas-berkas kejadian serupa potongan film lama. Lonceng gereja, suara gagak, bisikan roh-roh halus, nisan-nisan tua, dan...

'Joss!'

Suara itu. 

'Joss! Tolong aku!'

Suara itu?!
All Rights Reserved
Table of contents
Sign up to add [Joss x Gawin] Vade Retro Satana! to your library and receive updates
or
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 8
Ecosillia cover
RAYANAN [on going] cover
Saat Takdir Menghampiri Kita cover
• KECEWA ~ cover
pernah yang tak kan terulang kembali(love story from the author) cover
Love You, Gus! (END) cover
Tentang Lionel : Cerita dari Catherina cover
Kaum Bendoro cover

Ecosillia

4 parts Complete Mature

Dalam ruang sempit yang tak bertanya nama, malam menciptakan dirinya lewat bisikan yang tak boleh nyaring. Pantulan sunyi dari suara yang lirih, nyaris seperti angin yang malu menyingkap tirai. Hanya di antara dinding kecil itu, kata-kata bisa bernapas pelan, memeluk rahasia yang terlalu hangat untuk dibagi, terlalu dekat untuk diingkari. Dan waktu pun tak mencatat, sebab di sana, hanya ada gema... dari halusnya keinginan. Sehelai napas ditahan, bukan karena takut, tapi karena terlalu indah untuk dibiarkan pergi. Jemari menyentuh tak sengaja, atau mungkin sengaja terlalu pelan agar terasa lebih lama. Setiap detik menjadi relung, dan setiap relung adalah jejak dari sesuatu yang tak pernah dituliskan. Di balik pintu itu, tak ada dunia luar. Hanya detak yang disamarkan oleh suara air yang mengalir, dan mata yang tak bisa saling melepas. Rahasia itu, kini tinggal bayang. Tapi bayang pun tak pernah berdusta. Dan siapa pun yang mendekat ke tempat itu, akan merasakan sesuatu... yang tak bisa dijelaskan, hanya bisa dikenang dalam diam yang terlalu manis.