Di dunia yang tak mengenal belas kasihan, Ravn Morholt adalah hukum tertinggi.
Tanpa nama di media, tanpa jejak di arsip kriminal.
Hanya satu gelar yang beredar di dunia bawah: The God of No Mercy.
Ia tidak memimpin dengan suara keras, melainkan dengan tatapan.
Tidak membunuh karena amarah, melainkan karena prinsip.
Tidak menginginkan kekuasaan-tapi kekuasaan merangkak padanya, tunduk dan bertekuk lutut.
Ravn tidak mencintai. Tidak pernah.
Namun di balik pintu besi dan dinding kedap suara, tujuh belas wanita hidup dalam bayangannya.
Bukan sebagai kekasih.
Mereka dipilih, disimpan, dan dilupakan-satu per satu, tanpa nama, tanpa makna.
Baginya, tubuh hanyalah alat. Perasaan adalah kelemahan.
Ketika satu per satu kelompok mulai jatuh, para pengkhianat hilang tanpa jejak, dan ketakutan menyebar bahkan di antara para algojo, hanya satu pertanyaan tersisa:
Siapa sebenarnya Ravn Morholt?
Dan... siapa yang cukup gila untuk menantangnya?
Ling Ling Kwong adalah Polisi yang dingin. Orm Kornnaphat adalah putri dari raja mafia yang karismatik. Mereka adalah musuh yang ditakdirkan untuk saling menghancurkan.
Namun, di tengah intrik dan pengawasan ketat, gairah terlarang justru meledak di antara dua wanita dari dunia yang bertolak belakang. Ling harus menggunakan Orm untuk memenangkan perangnya, dan Orm harus menggunakan Ling untuk mengamankan takhtanya.
Siapa yang akan bertahan? Hukum atau cinta yang terlahir dari pengkhianatan?